Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
POLEMIK enam klub terhukum menjadi salah satu perhatian pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang kini dipimpin Edy Rahmayadi untuk dituntaskan.
Permasalahan di tubuh Persebaya Surabaya merupakan fokus untuk segera diselesaikan.
Hal itu ditegaskan Edy seusai memimpin rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta Senin (14/11).
Menurut Edy, untuk menyelesaikan masalah yang ada, ia akan membentuk tim khusus yang akan langsung dipimpinnya.
"Akan ada tim untuk menyelesaikan masalah di Persebaya. Kami akan segera mencari solusi terbaik dan terukur bagi semua pihak termasuk Persebaya Surabaya," tegas Edy seusai memimpim rapat Exco PSSI.
Menurut Edy, jika dinyatakan bersalah, klub direkomendasikan untuk memulai kompetisi dari kasta terendah.
Namun, jika tidak bersalah, akan direkomendasikan sesuai kasta terakhir klub tersebut berkompetisi.
Khusus soal Persebaya, Edy mengatakan klub berjuluk 'Bajul Ijo' itu telah melahirkan banyak pemain besar.
Karena itu, ia ingin agar Persebaya tetap eksis di kompetisi sepak bola Tanah Air.
"Persebaya harus muncul menjadi klub profesional. Makanya kita bentuk tim untuk mempelajari apakah benar-benar bersalah atau tidak. Kalau tidak bersalah, oke tampil di ISL. Tapi kalau di divisi satu, ya divisi satu," imbuh Edy.
Di sisi lain, Direktur Operasional Arema Indonesia Haris Fambudy mempertanyakan langkah yang diambil Edy.
Menurutnya, status keenam klub sudah jelas yakni diberikan tempat untuk berlaga di Divisi Utama seperti hasil rapat Exco PSSI saat masih dipimpin La Nyalla Mattalitti.
"Pak Nyalla dan Exco PSSI sudah memutuskan kami untuk bermain di Divisi Utama, kenapa tidak langsung diketuk palu saja," tukas Haris.
Kongres di Bandung
Lebih jauh, Edy mengatakan kasus yang membelit enam klub tersebut akan diselesaikan pada kongres tahunan PSSI yang akan digelar di Bandung, 8 Januari 2017 mendatang.
Dipilihnya 8 Januari 2017, menurut Edy, selain untuk memenuhi syarat di statuta PSSI, juga mempertimbangan hari libur nasional pada tahun baru.
"Tanggal itu dipilih karena pertimbangan ada tahun baru. Kemudian keputusan itu juga seusai dengan statuta yang mengharuskan PSSI harus menyerahkan agenda pembahasan 8 minggu sebelum kongres digelar kepada FIFA, serta 4 minggu sebelumnya harus diberitahukan undangan ke voters," jelas Edy.
Selain keputusan terkait dengan kongres, rapat Exco PSSI juga membicarakan sejumlah poin agenda lain seperti pembahasan organisasi PSSI yang terbilang vakum dalam satu tahun terakhir.
Juga dibahas pematangan program jangka pendek dan jangka panjang tim nasional hingga audit keuangan PSSI.
Mengenai kompetisi profesional tahun depan, Waketum PSSI Joko Driyono menjelaskan PSSI tengah menelaah beberapa model kompetisi yang dinilai paling ideal.
Menurutnya, kompetisi kasta tertinggi idealnya dimulai Maret.
"Jika semua kompetisi clear pada Desember, pemain jangan sampai off terlalu lama. Idealnya, 2-3 bulan kompetisi sudah bergulir kembali agar pembinaan berjalan. Dilihat dari itu maka idealnya kompetisi dimulai Maret," tukasnya.
(R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved