Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Shprygin Dipulangkan Lagi

Nurul Fadillah
23/6/2016 05:00
Shprygin Dipulangkan Lagi
(AFP/VASILY MAXIMOV)

PEMIMPIN suporter Rusia Alexander Shprygin untuk kedua kalinya dikeluarkan dari Prancis, Selasa (21/6).

Shprygin ditangkap di Stadion Municipal, Toulouse, sehari sebelumnya saat pertandingan antara Rusia dan Wales berlangsung.

Shprygin ialah satu dari 20 suporter Rusia yang terlibat dalam pertikaian antara suporter Rusia dan Inggris yang terjadi di Marseille, Sabtu (11/6).

Kejaksaan Prancis pun menyalahkan suporter Rusia atas kerusakan yang telah mereka lakukan di wilayah Marseille.

Atas insiden tersebut, otoritas Prancis pun kemudian memutuskan mengeluarkan 20 suporter itu dari wilayah Prancis pada Sabtu pekan lalu.

Visa mereka dibatalkan dan mereka dilarang memasuki wilayah Prancis selama Piala Eropa 2016 berlangsung.

Namun, menurut penuturan Shprygin, empat di antara 20 suporter tersebut berhasil memasuki wilayah Prancis untuk menyaksikan pertandingan terakhir Rusia melawan Wales.

Sementara itu, tim investigasi pihak keamanan Prancis menilai Shprygin dapat kembali memasuki wilayah Prancis setelah terbang ke Barcelona dan menyeberangi perbatasan wilayah Prancis dan Spanyol.

Dengan menggunakan mobil, Shprygin pun dapat mencapai Toulouse, tempat berlangsungnya pertandingan Rusia kontra Wales yang berakhir dengan kekalahan telak 0-3 bagi Rusia tersebut.

Namun, menurut pengakuan Shprygin--yang dikenal akrab dengan petinggi Rusia termasuk Presiden Vladimir Putin--dirinya mengklaim memasuki wilayah Prancis setelah menyeberangi Alpen.

Shprygin mengunggah fotonya di Twitter saat tengah berada di Stadion Municipal.

Dia kemudian ditangkap ketika pertandingan baru saja dimulai.

Di sisi lain, beberapa suporter Inggris, yaitu Andrew Bache, 51, dan Stewart Gray, 47, masih koma di salah satu rumah sakit di Prancis.

Mereka ialah korban keberingasan suporter Rusia yang terlibat bentrok dengan suporter Inggris selepas pertandingan kedua tim di Marseille, dua pekan lalu.

Para suporter Rusia pun sudah menjalani penyelidikan atas insiden yang menyebabkan 35 orang luka-luka, yang lebih banyak merupakan suporter Inggris tersebut.

Namun, Jaksa Kota Marseille, Brice Robin, mengatakan para penyidik masih memburu para penyerang suporter Inggris yang mengarah kepada percobaan pembunuhan.

"Kekerasan yang terjadi lebih banyak diprovokasikan suporter Rusia," ujar Robin.


Kembali terjadi

Selain itu, kerusuhan antarsuporter kembali terjadi di Marseille menjelang laga Polandia dan Ukraina, Selasa (21/6) malam.

Polisi Prancis pun lantas menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan bentrokan.

Pihak kepolisian mengatakan mereka diserang dengan lemparan botol dan tempat sampah.

Seorang polisi terluka dan empat suporter yang dianggap sebagai provokator kerusuhan ditangkap.

Ribuan suporter Polandia pun kemudian dikumpulkan di suatu distrik sebelum menuju Stadion Velodrome.

Demi mengamankan jalannya pertandingan, kepolisian Prancis pun memperketat pengamanan dengan mengerahkan 1.000 polisi tambahan. (AFP/Mag/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya