Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Menjajal Peruntungan Keempat

Satria Sakti Utama
11/5/2016 05:50
Menjajal Peruntungan Keempat
(AP/FRANK AUGSTEIN)

TIM nasional Swiss kembali menembus putaran final Piala Eropa 2016 setelah empat tahun lalu absen di Polandia-Ukraina. Itu merupakan kali keempat dalam sejarah keikutsertaan mereka di pesta sepak bola Eropa tersebut setelah 1996, 2004, dan 2008.

Tahun ini, skuat Vladimir Petkovic itu melaju ke Prancis setelah meraih tujuh kemenangan dari 10 laga yang dijalani di babak kualifikasi.

Swiss mendapatkan tiket langsung ke ‘Negeri Mode’ setelah menghajar San Marino 7-0 pada 9 Oktober tahun lalu. Meski menyisakan satu laga penyisihan Grup E, mereka lolos sebagai runner-up di bawah Inggris yang tampil sempurna.

Akan tetapi, rekam jejak La Nati julukan timnas Swiss di tiga edisi Piala Eropa yang mereka ikuti sebelumnya terbilang buruk. Swiss selalu berstatus tim penggembira dan gagal lolos dari fase grup dalam tiga keikutsertaan, bahkan saat menjadi tuan rumah bersama Austria pada 2008.

Pada Euro 1996, Swiss berhasil mencuri hasil imbang 1-1 dengan tuan rumah Inggris, tapi tersingkir karena kemudian kalah dari Belanda dan Skotlandia. Pada 2004, mereka juga imbang di partai pertama dengan Kroasia sebelum kalah dari Inggris dan Prancis.

Satu-satunya kemenangan Swiss di Euro ialah pada 2008, yakni 2-0 atas Portugal yang sedang tidak diperkuat Cristiano Ronaldo. Sayang, hasil itu sudah tidak berarti lagi karena mereka sudah kalah dari Republik Ceko dan Turki di dua partai sebelumnya.

Tidak ingin nasib sial itu terulang tahun ini, pelatih Vladimir Petkovic berharap banyak pada tim asuhannya. Karena mengingat persiapan timnas yang minim, ia meminta anak-anak asuhnya untuk mematangkan diri di liga lokal sebelum menciptakan kejutan di Prancis.

“Saat ini, kami punya tiga fase untuk dilalui. Pertama, para pemain harus banyak mendapat jam bermain di klub masing-masing, kemudian melakukan persiapan yang baik sebelum Euro 2016, dan yang terakhir ialah menciptakan kejutan,” ujar pria kelahiran Yugoslavia itu.


Lini belakang

Xherdan Shaqiri dkk mungkin bisa jemawa jika melihat rekor pertandingan dalam delapan laga resmi terakhir mereka yang hanya sekali kalah dan sisanya menang. Akan tetapi, catatan mentereng tersebut sirna saat memasuki masa persiapan akhir.

Dari empat laga persahabat-an seusai babak kualifikasi Piala Eropa, Swiss harus menelan tiga kekalahan. Terakhir, skuat didikan Petkovic itu ditaklukkan Bosnia dan Herzegovina di kandang sendiri dengan skor 0-2.

Salah satu kelemahan yang paling disoroti ialah kordinasi lini belakang. Keputusan Petkovic yang keukeuh menggunakan tiga bek sejajar dapat menjadi bumerang bagi tim yang sebelumnya terkenal dengan kukuhnya tembok lini belakang tersebut.

Piala Dunia 2006 menjadi bukti kedigdayaan Stephan Lichsteiner dkk dengan tidak kebobolan satu gol pun hingga babak 16 besar. Kehebatan mereka pun berlanjut hingga putaran final Piala Dunia 2010 sehingga Swiss membukukan waktu resmi 559 menit tanpa kebobolan di Piala Dunia.

Sementara itu, sisi depan menjadi aspek yang bisa diandalkan. Swiss tercatat mampu merobek gawang lawan sebanyak 24 kali dalam 10 laga babak kualifikasi Piala Eropa alias hanya kalah tajam dari Polandia (34) dan Inggris (31).

Lebih berbahaya lagi, 24 gol itu tercipta bukan oleh segelintir pemain, melainkan sumbangan 14 pemain berbeda. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kolektivitas yang dimiliki skuat Petkovic bisa mengancam lawan di Grup A, yakni tuan rumah Prancis, Rumania, dan Albania. (AFP/UEFA/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya