Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
RIBUAN suporter berpesta semalam suntuk, jutaan pasang mata menjadi saksi melalui televisi bahwa juara baru Liga Primer telah lahir. Leicester City akhirnya mewujudkan keajaiban dengan mengangkat trofi setelah Tottenham Hotspur hanya imbang 2-2 dengan Chelsea, Selasa (3/5) dini hari.
Memang masih ada dua pertandingan sisa musim ini, tapi perolehan poin Leicester di klasemen sudah tak mungkin terkejar lagi. Kini, Jamie Vardy dkk mengoleksi 77 poin, sedangkan Spurs baru 70 angka.
Gelar juara Liga Primer bukan hanya berarti pengukuhan kehebatan mereka dalam 132 tahun. Lebih dari itu, klub milik miliuner asal Thailand tersebut akan mendapat suntikan dana hingga 155 juta pound (Rp2,9 triliun) musim depan, naik dari 104 juta pound (Rp2 triliun) musim ini.
Belum lagi, the Foxes akan menjadi incaran investor seluruh dunia. Namun, semua itu harus dibayar dengan menghadirkan prestasi yang sama menjanjikannya di level yang lebih tinggi, yakni Liga Champions.
“Gelar juara ini akan membuat mereka sangat komersial. Tetapi, ada juga konsekuensi finansial, yakni mereka harus berinvestasi dengan membeli pemain agar kompetitif di Liga Champions,” ujar konsultan keuangan Deloitte, Tim Bridge.
Mereka dipastikan meraih hak siar senilai 8 miliar pound (Rp154 triliun) musim depan. Belum lagi, tiket Liga Champions akan mengalirkan 35 juta pound (Rp676 miliar) ke kantong ‘si Rubah’ dan nominal itu bisa bertambah menjadi 50 juta pound (Rp966 miliar) jika mampu lolos ke fase gugur.
Wakil Presiden Leicester Aiyawatt Srivaddhanaprabha berjanji tidak akan menjual para pemainnya. “Kami ingin membangun fondasi tim, Leicester bukan tipe klub yang akan cuci gudang setelah sukses,” ujar pria yang disapa Top itu.
Merayakan keberhasilan
Gelar juara itu membuat para pendukung the Foxes tumpah ke jalan setelah laga Spurs kontra Chelsea berakhir. Tak hanya di pusat Kota Leicester, 330 ribu fan ‘si Rubah’ bahkan sudah memenuhi Stadion Stamford Bridge, bar, dan kafe untuk merayakan keberhasilan itu.
Setelah sempat berjuang keras lolos dari zona degradasi tahun lalu, klub yang digadang-gadang sebagai tim papan bawah tersebut mampu membuktikan kehebatan dengan memenangi 22 dari 36 pertandingan musim ini dan hanya tiga kali mengecap kekalahan.
“Ini perasaan yang luar biasa. Saya tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya,” ujar Vardy yang musim ini juga memecahkan rekor Ruud van Nistelrooy dengan selalu mencetak gol dalam 11 laga beruntun.
Pencapaian terbaik Leicester di Inggris ialah finis sebagai runner-up pada 1929 silam, tapi kala itu kompetisi masih belum berformat Liga Primer. Sementara itu, pencapaian perak yang mereka dapatkan terakhir ialah dengan menjuarai Piala Liga, pada 2000 lalu.
Strategi sang arsitek Claudio Ranieri yang terbukti ampuh pun menghapus predikat tim papan bawah. Itu menjadikan the Foxes layak disejajarkan dengan tim papan atas liga-liga profesional Inggris, seperti Arsenal, Manchester City, Manchester United, dan Liverpool.
“Saya tidak pernah memperkirakan hal ini bisa terjadi ketika saya tiba setahun lalu,” ujar Ranieri. (AFP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved