Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
UNTUK pertama kalinya sejak 2012, Benfica kembali merasakan perempat final Liga Champions.
Dalam leg kedua 16 besar di Stadion Petrovskij, Kamis (10/3) dini hari, wakil Portugal itu menang 2-1 atas Zenit St Petersburg sehingga lolos dengan agregat 3-1.
Berangkat ke Rusia dengan hanya unggul 1-0, Benfica tampak harus melakoni perpanjangan waktu ketika tandukan Hulk di menit ke-69 tak mampu dibendung kiper Ederson Moraes.
Pasalnya, hingga lima menit jelang waktu normal selesai, tim tamu tampak kesulitan menembus tembok skuat besutan Andre Villas-Boas itu.
Namun di saat itulah, kapten tim Nicolas Gaitan memanfaatkan bola rebound Raul Jimenez untuk menjadikan kedudukan imbang 1-1.
Dengan skor ini, Benfica sebetulnya sudah menyegel tiket delapan besar, tapi mereka belum merasa aman sehingga Talisca mencetak gol pamungkas di menit keenam injury time yang menjadikan agregat 3-1.
"Ini adalah hasil yang pantas kami raih, terutama setelah tim tetap tampil kompak setelah kebobolan terlebih dahulu. Kami terus percaya pada kemampuan tim dan menunjukkan mental juara," ujar pelatih Rui Vitoria.
Bagi pemain belakang the Eagles Andreas Samaris, tiket perempat final merupakan sinyal bahaya bagi tujuh tim lain.
Pasalnya, di partai itu, lima bek utama plus satu kiper inti Benfica tidak bisa turun, tapi mereka tetap solid di lini pertahanan.
"Para pemain kami mengirim pesan ke seluruh Eropa bahwa kami akan bermain sebagai tim, tak peduli komposisi pemain yang diturunkan," tandasnya.
Samaris sendiri sebelumnya belum pernah bermain di laga kompetitif sebagai bek tengah.
Pemain berusia 26 tahun itu biasanya diplot di pos gelandang, meski beberapa kali mencoba posisi bek tengah di sesi latihan.
Arsitek Zenit Andre Villas-Boas berkilah kondisi stamina pasukannya yang terlalu lama beristirahat memengaruhi penampilan mereka.
Seperti klub-klub asal Rusia lain, tim berjuluk Zenitchiki itu tak pernah melakoni laga kompetitif sejak 2016.
"Setelah dua bulan beristirahat, sangat sulit mengembalikan stamina. Jika saja pertandingan ini digelar minggu depan, situasi pasti berbeda," kilah eks juru taktik Chelsea ini. (AFP/Ash/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved