Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
UEFA berencana memperluas penggunaan asisten wasit video (VAR). Namun, Presiden Aleksander Ceferin, Rabu (4/12), menegaskan dirinya ingin sistem dan aturan itu harus lebih jelas dan lebih cepat.
Ceferin, dalam konferensi pers selepas pertemuan Komite Eksekutif UEFA mengatakan bahwa organisasi sepak bola Eropa itu akan meminta Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional, yang mengatur soal VAR, untuk memperjelas sejumlah masalah yang selama ini terjadi.
Ceferin kemudian menegaskan komitmen UEFA terhadap penggunaan VAR. Dia menyebut permasalahan terbesar adalah mengatasi keengganan tim dan pendukung mereka menerima hasil VAR jika tim mereka kalah.
Baca juga: Tampil Gemilang, Liverpoool Menang Telak di Derbi Merseyside
"Mengapa tidak membatalkan penggunaan VAR? Karena akan selalu ada tim yang merasa mereka kalah karena VAR tidak digunakan. Kita selalu mengeluh ketika kita kalah karena sebuah kesalahan," ujar Ceferin.
"Kita harus membuat teknologi ini semakin jelas, cepat, dan minim gangguan. Namun, teknologi ini akan dipertahankan," imbuhnya.
Ceferin kemudian mendata masalah yang selama ini terjadi pada VAR.
"Salah satunya adalah offside. Garis ini sangat tipis. Jadi garis ini subyektif menilai fakta yang obyektif. Itu agak aneh," ungkap Ceferin.
Ceferin kemudian mengisahkan soal permasalahan handball.
"Bagi saya aneh ketika pelatih papan atas Eropa mengunjungi kami dan mereka tidak sepakat apa yang disebut handball. Ketika wasit Roberto Rosetti memperlihatkan gambar bola mengenai tangan seorang pemain, setengah dari mereka menyebut itu handball sementara setengah lain tidak," pungkasnya. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved