Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
OLE Gunnar Solskjaer menikmati kehidupannya sebagai Manajer Manchester United. Tugas berat menjamu Barcelona yang akan ia hadapi pada Rabu, (11/4) karena mengusung target memenangkan laga untuk bisa lebih mudah kala bertolak ke Camp Nou di peg kedua dan memenuhi target lebih besar yakni lolos ke semifinal Liga Champions.
Pemilik kontrak selama 3 musim mengarsiteki Setan Merah ini mendapat titah dari pemilik klub sekaligus digantungkan harapan dari para pendukung untuk mendapatkan banyak gelar termasuk Liga Champions musim ini. Pasalnya kejayaan United sempat meredup pasca Sir Alex Ferguson memutuskan untuk pensiun sebagai Manajer dan penerusnya belum ada yang bisa meneruskan catatan apiknya.
Puncak karirnya selama menukangi Pogba dan kolega adalah membalikan keadaan dari kalah 2-0 dikandang menjadi 3-1 saat tandang atas Paris Saint Germain pada babak 16 besar sehingga lolos ke 8 besar dan berhadapan dengan Lionel Messi dan kawan-kawan. Solskjaer telah memberikan izin kepada pemain kreatifnya untuk menyerang khususnya kepada Paul Pogba dan Marcus Rashford.
Baca juga: Antonic Tegaskan MU Siap Bahkan Hingga Adu Penalti
Namun The Baby Assassin ini juga tidak luput dari catatan hitam, sebanyak 3 kekalahan dalam empat pertandingan di Liga Inggris sangat merusak peluang United untuk lolos ke Liga Champions musim depan dan tersingkir dari Piala FA
Tapi bukan Solskjaer namanya kalau pesimis. Manajer yang mencetak gol kemenangan untuk United saat melawan Bayern Munich di final Liga Champions 1999 di Barcelona, optimis bisa menaklukan pemimpin klasemen Liga Spanyol itu.
"Kami ingin pertandingan ini melawan klub terbesar dan tim terbesar. Kami memiliki final melawan mereka pada 2009 dan 2011 (keduanya dimenangkan Barca) dan semi final pada 2008 ketika Scholesy (Paul Scholes) mencetak gol (dimenangkan United)" kata Solskjaer dilansir dari Agence France Presse. Selasa (9/4).
Ia menyadari bahwa pendukung dan seluruh pihak di dalam klub United merindukan kemenangan terlebih di Liga Champions. Maka keunggulan di lega pertama melawan Barca menjadi penawar untuk mengobati rasa haus akan kejayaan United.
"Ketika saya kembali ke sini sebagai manajer, saya banyak berpikir tentang apa yang membuat tim pemenang. Apa yang diperlukan untuk menang di panggung terbesar? Saya bukan orang yang bisa duduk, berpuas diri, berpuas diri," pungkasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved