Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cerita Pahit Celebest FC, Tolak Mafia Bola yang Berujung Dicurangi Wasit

M. Taufan SP Bustan
06/1/2019 19:44
Cerita Pahit Celebest FC, Tolak Mafia Bola yang Berujung Dicurangi Wasit
(https://www.instagram.com/p/BrKKHqNnXoQ/ )

PERGERAKAN mafia bola di kompetisi Liga 3 Indonesia nyata adanya. Dengan tujuan agar mendapat keuntungan, mereka pun melaksanakan tugasnya dengan sangat rapi.

Media Officer Celebest FC Abde Mari menceritakan bagaimana klub mereka pernah merasakan bagaimana menjadi korban mafia bola.

Menurutnya, setiap jelang pertandingan Celebest selama di Liga 3, sering dihubungi orang-orang yang mengaku bandar judi bola. Termasuk runner-runner dari mafia bola.

“Tujuan mereka menghubungi untuk mengatur pertandingan,” terang Abdi kepada Media Indonesia saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler di Jakarta, Minggu (6/1).

Dia mengungkapkan, saat pasukan Tanduk Anoa (julukan Celebest FC) masuk ke putaran 8 besar Liga 3 Indonesia musim 2018 dan berkesempatan melawan Persatu Tuban, ada pihak yang menghubungi manajemen untuk mengatur pertandingan.

Saat ditawar itu, manajemen menolak dan mau bermain secara jujur.

“Itu waktu lawan Persatu Tuban. Celebest tetap fight karena target Celebest lolos ke Liga 2. Sayang Celebest kalah dilaga itu. Banyak pelanggaran yang menguntungkan Persatu Tuban,” ungkap Abdi.

Karena Celebest ingin bermain fair play dan menolak tawaran tersebut, maka klub asal Palu, Sulawesi Tengah, itu pun dikerjain selama berada di babak 8 besar yang saat itu pertandingannya dipusatkan di Jawa Timur.

Baca Juga : Polisi Periksa Klub Persibara Banjarnegaea Terkait Kasus Mafia Bola

“Celebest main bagus tapi wasit selalu tidak menguntungkan. Dari 3 laga babak 8 besar Celebest kalah 2 pertandingan dan seri pertandingan terakhir. Padahal sebelumnya Celebest sudah unggul babak pertama,” jelas Abdi.

Saat menawar Celebest, lanjutnya, orang yang tidak diketahui persis asal usulnya itu belum menyebutkan angka.

Namun dengan menawarkan imbalan jika Celebest mau diatur saat melawan Persatu Tuban.

“Intinya mereka mau mengatur pertandingan sehingga Celebest kalah dan Persatu Tuban lanjut ke tahap berikutnya,” tegas Abdi.

Atas kejadian itu, Celebest FC memang tidak melaporkan ke liga maupun ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Alasannya, karena ada pertimbangan lain yang waktu itu dipikirkan manajemen.

“Kami ada pertimbangan lain saat itu. Dan kami anggap sebagai pembelajaran,” ujarnya.

Dengan terbentuknya Satgas Antimafia Bola, tambah Abdi, Celebest berharap sepak bola Indonesia bisa semakin maju. Kompetisinya berkualitas sehingga klub-klub kembali bergairah.

“Dan paling penting tidak ada lagi mafia bola,” tandasnya.

Sebelumnya, Satgas Antimafia Bola telah menerima 278 laporan tentang adanya pengaturan di setiap pertandingan sepak bola di Indonesia. Dari jumlah itu, 60 laporan ditindaklanjuti ke tahap penyelidikan.

Baca juga : Kemenpora Ajak Semua Pihak Bantu Satgas Antimafia Bola

Juru Bicara Satgas Anti Mafia Bola Kombes Suhardianto BD menjelaskan, pasca Satgas ini dibentuk Kapolri, pihaknya terus bekerja.

Bahkan, untuk mengintensifkan tugas Satgas dalam memberantas mafia bola di Tanah Air, layanan pengaduan melalui telepon, sms, dan email diberlakukan.

“Jadi kami juga sudah mengaktifkan call center. Masalah apa pun terkait sepak bola bisa langsung dilaporkan kepada kami melalui call center itu,” terang Suhardianto saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi ‘Sepak Mafia Bola’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1). (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya