Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PRANCIS menuntaskan kiprah di Piala Dunia 2018 dengan hasil luar biasa. Dengan mengandalkan pemain muda, mereka sukses menjadi kampiun untuk mengulang kegemilangan 20 tahun silam setelah final di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia, tadi malam, menghajar Kroasia 4-2.
Selain merupakan gelar kedua setelah 1998, trofi yang direngkuh kali ini sekaligus menjadi pengobat sakit hati setelah dua tahun silam Les Bleus kalah dari Portugal di final Piala Eropa di kandang sendiri. Lebih mengesankan lagi, predikat juara Piala Dunia 2018 menjadi kado terindah bagi rakyat Prancis yang sehari sebelumnya, 14 Juli, merayakan Hari Bastille atau Hari Nasional.
Sukacita pun melanda para pemain, pelatih, dan ofisial, serta puluhan ribu suporter Prancis begitu wasit Nestor Pitana (Argentina) meniup peluit panjang. Deshamps menghampiri pemain dan memeluk satu per satu. Kegembiraan terpancar di wajah mereka. Pesta dilakukan pula oleh rakyat Prancis di negara mereka.
Bagi arsitek Prancis, Didier Deschamps, gelar juara itu juga punya arti khusus. Ia menjadi orang ketiga yang sukses menjuarai piala dunia sebagai pemain dan pelatih, menyusul Mario Zagallo (Brasil) dan Franz Beckenbauer (Jerman).
Pun dengan Kylian Mbappe, penyerang 19 tahun milik Paris St Germain yang dalam pertandingan itu mencetak satu gol. Ia menuai pujian, tak terkecuali dari legenda sepak bola dunia asal Brasil, Pele. Mbappe menyamai rekor Pele sebagai pemain yang sukses mencetak gol di partai final di saat usianya masih belasan tahun.
“Hanya ada dua anak belasan tahun yang mencetak sebuah gol di #WorldCupFinal! Selamat datang di klub ini @KMbappe. Ini merupakan hal luar biasa berada di satu area dengan Anda,” cicit Pele.
Di kubu Kroasia, meski kalah, bukan berarti larut dalam duka. Mereka menyikapi hasil pertandingan dengan kepala tegak karena menjadi runner up telah menjadi prestasi terbaik Kroasia setelah di Piala Dunia 1998 tampil hingga semifinal. Saat itu, mereka juga dikalahkan Prancis.
Hati-hati
Dengan menurunkan starting line-up yang sama ketika memenangi laga semifinal, Prancis dan Kroasia mengawali laga dengan hati-hati. Les Bleus yang mengandalkan formasi 4-2-3-1 perlu waktu cukup lama untuk menemukan performa terbaik. Sebaliknya, Kroasia bermain percaya diri.
Namun, petaka justru mendatangi Kroasia di menit 18. Tendangan bebas Antoine Griezmann salah diantisipasi Mario Mandzukic, sundulannya menjebol gawang sendiri.Kroasia lantas membalas melalui Ivan Perisic di menit 28.
Kroasia kembali kebobolan di menit 38. Kali ini akibat Perisic menyentuh bola di kotak terlarang. Wasit sempat memutar video assistant referee untuk memastikan penalti, Griezmann pun dengan dingin melakukan eksekusi.
Di babak kedua, Kroasia tetap pegang kendali, tetapi lagi-lagi malah Prancis yang optimal memanfaatkan keuntungan. Serangan balik Kylian Mbappe membuat kemelut di jantung pertahanan Kroasia. Dua kali Paul Pogba melepas tendangan sebelum akhirnya mengoyak jala gawang Subasic menit ke-59 dan membuat Prancis unggul 3-1.
Prancis kian tak tertahankan berkat aksi Mbappe di menit ke-65. Kroasia sempat memperkecil kekalahan di menit 69 berkat gol Mandzukic memanfaatkan kesalahan fatal Kiper Hugo Lloris. (X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved