Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Inggris Pulang dengan Kepala Tegak

Agus Triwibowo Laporan dari Rusia
13/7/2018 01:00
Inggris Pulang dengan Kepala Tegak
(AFP PHOTO / Kirill KUDRYAVTSEV)

KEKALAHAN menyakitkan harus diterima skuat the Three Lions Inggris setelah takluk 1-2 dari Kroasia di laga semifinal Piala Dunia 2018 Rusia, dini hari WIB kemarin. Namun, kebanggaan pantas didapat pasukan muda asuhan Gareth Southgate yang mampu meraih prestasi melampaui  perkiraan sebelumnya di ajang sepak bola akbar dunia empat tahunan itu.

"Kami putus asa," kata kapten Harry Kane, yang sentuhan emasnya hilang di laga yang berlangsung di Stadion Luzhniki, Moskow. Namun, bomber Tottenham Hotspur itu masih berada di jalur untuk menuntaskan penampilan di Rusia sebagai pencetak gol teratas dengan koleksi enam gol.

"Rasanya sakit, sakit sekali. Pasti akan terasa sakit untuk sementara waktu. Kita bisa mengangkat kepala kita tinggi-tinggi. Ini perjalanan yang luar biasa. Kita jauh lebih lama bertahan ketimbang apa yang dipikirkan orang lain."

Kesedihan tidak hanya dialami pendukung fanatik Inggris yang datang langsung ke Stadion Luzhniki. Sedikitnya 30 ribu orang menjejali Hyde Park, London, untuk menjadi saksi penampilan tim ‘Tiga Singa’. Sedikitnya 30 juta orang menyaksikan laga bersejarah itu melalui layar televisi.

Prestasi skuat ‘Tiga Singa’ di Rusia tetap pantas dicatat. Apalagi, torehan itu menyamai prestasi di Piala Dunia 1990 Italia ketika Paul ‘Gazza’ Gascoigne bersama Gary Lineker terhenti di semifinal. Prestasi terbaik negeri kerajaan itu ialah menjadi juara saat berstatus sebagai tuan rumah pada 1966.

Inggris, yang banyak diisi sebagian besar pemain muda, tampil mengimbangi Kroasia yang memiliki keunggulan di lini tengah. Kehadiran dua pemain senior Luka Modric dan Ivan Rakitic menjadikan jajaran gelandang skuat Vatrensebutan Kroasia mampu mengendalikan permainan sepanjang laga.

Namun, pendukung Inggris yang kemudian membuat stadion megah berkapasitas 80 ribu penonton itu bergemuruh. Tendangan bebas yang didapat Inggris saat laga memasuki menit ke-5 mampu dimanfaatkan bek sayap Kieran Trippier untuk melesakkan tendangan bebas yang akurat untuk menjebol gawang Kroasia yang dikawal Danijel Subasic.

Setelah itu, Kroasia yang terus menekan dan mendapat lebih banyak peluang. Penguasaan bola dimiliki skuat asuhan Zlatko Dalic, selain tendangan ke arah gawang yang lebih banyak. Tujuh kali sepakan tepat ke gawang berbanding hanya satu yang dimiliki the Three Lions.

Hanya Kroasia akhirnya mampu menyamakan kedudukan di menit ke-68. Sebuah umpan silang Sime Vrsaljko berusaha ditanduk dengan kepala oleh Kyle Walker, tetapi kaki Ivan Perisic naik dan menyerobot bola yang meluncur ke gawang tanpa bisa digendung kiper Jordan Pickford. Wasit asal Turki Cuneyt Cakir tetap mengesahkan gol itu karena menganggap Perisic tidak melakukan pelanggaran kepada Walker.

Di babak perpanjangan waktu, serangan bertubi coba dilakukan Kroasia. Inggris terus mengimbangi. Namun, akhirnya petaka itu datang di menit ke-109. Sebuah sundulan ke belakang Perisic menembus lini belakang Inggris dan Mario Mandzukic yang tidak terkawal langsung mengirim sepakan keras untuk kembali menggetarkan jala gawang Pickford.

Saat tertinggal 1-2, Inggris mencoba bangkit. Namun, Kroasia tidak begitu saja menyerah. Inggris kemudian kehilangan Trippier yang cedera dan tidak bisa diganti karena jatah pergantian sudah terpakai. Dengan 10 pemain, akhirnya Inggis tidak kuasa memaksakan adu penalti dan harus tersisih di semifinal.

Inggris kini hanya tinggal berharap laga berebutan posisi ketiga melawan Belgia di Stadion St Petersburg, Sabtu (14/7) mendatang. Duel kedua tim menjadi ulangan laga penyisihan grup yang dimenangi Belgia 1-0.

Bungkam pers Inggris
Di kubu Kroasia, kemenangan itu menjadi jawaban terhadap tudingan bahwa mereka tim yang lelah dan tidak bakal mampu menundukkan Inggris yang lebih bugar. “Khususnya jurnalis Inggris dan komentator di televisi, mereka terlalu merendahkan Kroasia dan itu menjadi kesalahan besar,” tegas Modric.

“Apa yang mereka tulis dan mereka katakan,kami baca dan kami dengarkan. Oke, kini kita tunjukkan siapa yang lebih lelah.”

“Saya ingin mengatakan mereka harus lebih rendah hati dan menghormati tim lawan. Namun, kami tunjukkan, kami tidak lelah, kami mendominasi secara fisik, mental, dan semuanya,” tutur mantan pemain Tottenham Hotspur itu.

Sang pahlawan kemenangan, Mario Mandzukic, menambahkan, “Ini keajaiban. Hanya tim besar yang berani seperti kami untuk bangkit setelah kebobolan satu gol menghadapi tim sekelas Inggris.” (R-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya