Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
LES BLEUS julukan Prancis tampil gemilang di babak 16 besar saat melumat Argentina 4-3. Kini trio serang Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, Olivier Giroud, serta dukungan Paul Pobga mengincar Uruguay sebagai korban pada duel perempat final di Nizhny Novgorod, malam ini.
Serangan agresif les Bleus bakal bertumpu pada Mbappe, bintang muda berusia 19 tahun. Dua gol yang dia lesakkan ke gawang Argentina mendudukkan bintang PSG itu menyamai raihan legenda Brasil, Pele, sebagai pemain muda yang mencetak dua gol di satu laga.
Walau Prancis memiliki barisan depan mumpuni, sang pelatih Didier Deschamps tetap kukuh dengan strategi pilihannya, bertahan dengan baik dan membalas dengan serangan balik cepat.
Skema bermain Prancis membuat tim dari kawasan Semenanjung Iberia ini baru meledak di babak 16 besar ketika menghadapi Argentina. Tipe permainan pilihan Deschamps itu sempat membuat publik Prancis galau karena mereka punya pemain bertipe serang melimpah.
Mantan gelandang timnas Spanyol, Xavi Hernandez, memiliki jawabannya. “Deschamps lebih seperti Diego Simeone ketimbang Pep Guardiola. Dia mengedepankan pertahanan solid dan serangan balik,” ungkap Xavi.
Gaya bermain pilihan Deschamps menuai kecaman dari publik sepak bola Prancis. “Kritik pasti ada dan selalu ada. Namun, semuanya terjawab dengan hasil di lapangan hijau,” kilah Deschamps.
Apalagi, kapten Prancis kala menjadi kampiun dunia 1998 itu telah menjadi pelatih dengan jumlah pertandingan terbanyak. Deschamps sudah menukangi 80 laga les Bleus semenjak menggantikan Laurent Blanc, enam tahun silam.
Di bagian lain, Griezmann meminta publik tidak membebani Mbappe. “Kami harus memberikan posisi terbaik untuknya. Uruguay tidak bakal memberikan kebebasan gerak kepadanya,” ungkap Griezmann.
Pertahanan solid
Uruguay sebagai tim dengan pertahanan tangguh sudah siap segalanya. Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, sudah mengerti cara menghadapi Prancis. “Jangan pernah memberikan ruang jika tidak ingin mengalami kesulitan,” tegas salah satu pelatih senior yang masih berkiprah di Rusia itu.
Uruguay sudah menyiapkan lini pertahanan solid dalam menghadapi Prancis. Di laga yang mempertemukan dua tim juara dunia, Prancis juara 1998 dan Uruguay dua kali juara (1930, 1950), kapten Godin menjadi komandan lini pertahanan. Hingga memasuki babak delapan besar, Uruguay hanya sekali kebobolan saat menang 2-1 atas Portugal di 16 besar.
Godin telah menjalin kerja sama solid bersama Jose Gimenez, Martin Caceres, dan Diego Laxalt. Tembok la Celeste kian kukuh dengan Fernando Muslera di bawah mistar.
Tabarez juga tidak menginginkan Godin meninggalkan lini pertahanan. Itu semua dilakukan agar pertahanan Uruguay selalu solid dalam menghadapi gedoran serangan Prancis.
Namun, kekuatan lini depan Uruguay sedikit berkurang dengan kemungkinan absennya Edinson Cavani . Absennya Cavani membuat Luis Suarez bakal menjadi tombak tunggal di lini depan Uruguay. (R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved