Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ERA keemasan Kroasia tergapai pada Piala Dunia 1998 Prancis. Kala itu Davor Suker dan kawan-kawan menjulang sebagai kekuatan dunia sehingga mampu mencapai semifinal.
Di Rusia 2018, pasukan Vatreni, julukan Kroasia, menembus delapan besar atau se langkah lagi bakal menyamai prestasi terbaik sepak bola negeri pecahan Federasi Yugoslavia itu. Syaratnya, mereka mengalahkan tuan rumah Rusia di perempat final, Sabtu (7/7) di Fisht Stadium, Sochi.
Tebaran keyakinan menapak ke babak baru itu diungkapkan gelandang yang merumput di klub Barcelona, Spanyol, Ivan Rakitic. Menyamai capaian Piala Dunia 1998 atau bahkan melampaui raihan peringkat ketiga dunia di tahun penyelenggaraan yang sama, menurut Rakitic, bukan hal mustahil didapat.
"Generasi di Piala Dunia 1998 merupakan idola-idola kami. Mereka menunjukkan kepada kami, bagaimana untuk terus melaju. Namun, kami harus melupakan mereka. Saya ingin anak-anak terus membicarakan kami sepanjang 20 tahun lagi," tutur Rakitic.
Modal Kroasia cukup apik saat ini. Hanya Belgia dan Uruguay yang mampu seperti mereka, memenangi semua laga penyisihan. Kroasia memiliki bintang-bintang lapangan tengah, tapi kelemahan mereka ialah tidak mampu tampil dominan ketika harus jumpa tim dengan organisasi dan kerja sama tim nan solid.
Itu pula yang membuat Kroasia harus bertarung hingga laga perpanjangan waktu sampai adu penalti saat jumpa Denmark di babak 16 besar. Kiper Daniel Subasic menjadi pahlawan dengan mementahkan penalti Christian Eriksen, Lasse Schone, dan Nicolai Jorgensen. Kroasia pun menang adu penalti 3-2 setelah di waktu normal laga berkesudahan 1-1.
Kroasia seharusnya tidak harus melakoni adu penalti jika eksekusi Luka Modric di masa perpanjangan waktu berbuah gol.
Namun, Rakitic menilai kegagalan itu tidak bisa dijadikan sebagai pegangan untuk menilai kemampuan Modric.
Menurutnya, Modric tetaplah pemain terbaik dan pantas menjadi anutan karena kemampuan yang dimiliki gelandang serang Real Madrid itu. Jika Robert Prosinecki, legenda sepak bola Kroasia, menyatakan Luka Modric ialah pemain terbaik sepanjang sejarah sepak bola Kroasia, menurut Rakitic, itu sudah menjadi jaminan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved