Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cavani Terancam Absen pada Perempat Final

Nurul Fadillah
03/7/2018 18:20
Cavani Terancam Absen pada Perempat Final
(AFP)

KEMENANGAN 2-1 atas Portugal di babak 16 besar Piala Dunia 2018 akhir pekan lalu harus dibayar mahal oleh Uruguay. Tiket perempat final yang mereka dapatkan menumbalkan salah satu pemain unggulan, yakni Edinson Cavani yang mengalami cedera hamstring.

Cavani yang telah menyumbangkan dua gol kemenangan bagi Los Celeste–julukan Uruguay–di menit 7 dan 62, mengalami cedera hamstring sehingga harus ditarik keluar lapangan pada menit 75. Kondisi cedera Cavani kelihatannya tak begitu parah.

Namun, ia tetap harus menjalani masa pemulihan sehingga terancam absen pada laga kontra Prancis, Jumat (7/6) malam. Asosiasi Sepak bola Uruguay merilis pernyataan resmi terkait kondisi terakhir Penyerang Paris Saint-Germain tersebut.

"Pemindaian telah dilakukan pada pemain Edinson Cavani yang mengonfirmasikan adanya pembengkakan tetapi tidak sampai ada robekan otot," tulis pernyataan tersebut.

Absennya Cavani tentu akan mempengaruhi permainan skuat Los Celeste. Pasalnya, sejauh ini, penyerang berusia 31 tahun tersebut memiliki peran krusial atas pencapaian tim di edisi Piala Dunia kali ini.

Sejauh ini, Cavani tercatat mencetak tiga gol. Selain memborong di laga kontra Portugal, satu gol lagi ia bukukan saat menundukkan Rusia 3-0 di laga kettiga Grup A Piala Dunia 2018.

Absennya Cavani membuat arsitek Oscar Tabarez mempersiapkan alternatif lain yang dapat mengisi kekosongan di lini depan. Penyerang Girona, Cristhian Stuani menjadi pilihan terbaik Tabarez yang akan menggantikan Cavani di babak delapan besar nanti.

Meski Stuani tampil menjanjikan bersama Girona dengan mengoleksi 19 gol di Liga Spanyol 2017-2018, level permainan eks pemain Middlesbrough tersebut masih di bawah Cavani. Kendati demikian, para punggawa Los Celeste berpikiran positif dapat menaklukkan Les Blues--julukan Prancis.

Gelandang Los Charrúas tersebut optimis dapat menyingkirkan skuat arahan Didier Deschamps jika mereka tampil lebih solid dan kompak.

"Prancis terlihat bagus, selama Piala Dunia mereka telah menunjukkan betapa bagusnya permainan mereka, kecepatan mereka, kekompakan mereka itu jelas luar biasa. Namun, kami akan menghadapi mereka seperti biasa, ini adalah pertandingan yang sulit seperti yang sudah kami lalui," ujar Bentancur.

"Kami akan mencoba melakukan tugas kami, mencoba untuk kompak, bertahan secara kolektif. Jika masing-masing dari kami bisa melakukan apa yang kami bisa maka kita lihat saja nanti hasilnya," tambahnya.

Persaingan ketat

Di atas kertas, Los Charruas memang masih diunggulkan dibandingkan Les Blues. Sejak pertemuan perdana di edisi Piala Dunia 1966 silam, kedua tim tercatat sudah enam kali bersua.

Los Charruas pun berhasil memenangkan dua pertandingan serta meraih empat hasil imbang. Jika Les Blues berhasil memenangkan pertandingan maka ini akan menjadi kali pertama dalam sejarah pertemuan mereka melawan Los Charruas.

Namun, Juru taktik Les Blues, Deschamps menyadari laga kontra Uruguay akan menimbulkan persaingan yang sengit. Kendati ada celah dari Uruguay, namun mereka akan tetap sulit untuk ditaklukkan.

"Uruguay adalah tim Amerika Selatan yang sangat sulit untuk dihadapi. Uruguay mungkin yang paling dekat dengan Peru, mereka solid dan juga agresif, kualitas mereka tidak seperti Argentina, sehingga pertandingan yang sulit tengah menanti kami saat ini," pungkas Deschamps. (AFP/GOAL/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya