Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Adu Konsistensi Swedia Kontra Swiss

Agus Triwibowo Laporan dari Rusia
03/7/2018 07:30
Adu Konsistensi Swedia Kontra Swiss
( AFP PHOTO / Fabrice COFFRINI)

ADU konsistensi akan menjadi penentu bentrok antara Swedia dan Swiss pada babak 16 besar di Saint Petersburg, malam ini. Kedua tim tak boleh lengah sedikit pun agar tinggal lebih lama di Rusia.

Tren meningkat ditunjukkan Swedia setelah di laga terakhir penyisihan grup menggasak Meksiko dengan skor telak 3-0 setelah takluk 1-2 dari Jerman melalui laga ketat. Sebaliknya, Swiss mengalami pasang surut di tiga laga penyisihan. Namun, harus dicatat, mereka tidak pernah kalah, termasuk sukses menahan imbang juara dunia lima kali, Brasil, 1-1.

Kedua tim belum pernah bertemu di ajang Piala Dunia, tetapi bentrok di laga-laga lain menunjukkan kekuatan berimbang. Statistik mencatat dari 28 kali duel, Swiss menang 11 kali dan Swedia unggul 10 kali, dan sisanya berakhir imbang.

Prestasi di ajang Piala Dunia juga beda-beda tipis. Swedia secara konsisten selalu menapak 16 besar di empat penampilan terakhir, yakni 1994, 2002, 2006, dan 2018. Swiss pun, dari lima kali penampilan terakhir, empat kali lolos ke 16 besar, yakni pada 1994, 2006, 2014, dan 2018. Namun, mereka terdepak di penyisihan grup pada 2010.

Kubu Swedia seperti diungkapkan gelandang Gustav Svensson merasa underdog ketimbang lawannya. "Jika dilihat dari pemain yang membela Swiss, dan penampilan cemerlang di babak kualifikasi serta catatan tidak terkalahkan di 25 pertandingan, itu semua menunjukkan kualitas mereka. Mereka tim peringkat keenam dunia. Mereka tim yang sangat bagus sehingga kami hanya underdog di laga ini," ungkapnya.

Meski begitu, Svensson yang menjadi pilihan menggantikan gelandang Sebastian Larsson yang terkena larangan main menyatakan gaya main timnya bakal menyulitkan Swiss. "Kami tim yang tidak mudah dikalahkan. Kami pekerja keras dengan taktik yang kuat. Jadi, tidak ada satu pun tim yang menginginkan bertemu dengan kami.''

Kekuatan fisik dan taktik Swedia juga diakui midfielder berpengalaman Swiss, Valon Behrami. "Pertandingan bakal berat bagi kami di 16 besar. Swedia memiliki pemain-pemain dengan fisik yang amat sangat tangguh," jelasnya.

Kendala La Nati
Persoalan menerpa La Nati, julukan Swiss, dengan absennya pilar pertahanan, Stephan Lichtsteiner dan Fabian Schar, karena skors. Tiga pemain juga terancam absen di babak selanjutnya jika terkena kartu kuning, yakni Behrami, Denis Zakaria, dan Xherdan Shaqiri.

Pelatih Vladimir Petkovic mungkin bakal menurunkan Michael Lang dan bek kawakan Johan Djourou di jantung pertahanan. Keduanya siap memberikan yang terbaik, termasuk membantu serangan yang digerakkan Granit Xhaka dari lini tengah.

"Ini laga penting dan kami harus memberikan yang terbaik demi kesuksesan tim. Saya memang tidak tampil sejak awal di beberapa pertandingan sebelumnya. Saya kini bersiap dan sudah tidak sabar lagi bermain di 16 besar," ungkap Lang. "Saya juga siap," tambah Djourou.

Pelatih Swedia Janne Andersson menyatakan tidak menyiapkan timnya berlatih penalti secara khusus. "Jika pertandingan harus terjadi adu penalti, itu menjadi situasi baru yang harus kami hadapi.''

Bagi Andersson, mengeksekusi penalti sudah menjadi latihan rutin timnya. Dari latihan itu, dia sudah mengetahui pemain yang pantas menjadi eksekutor jika nanti laga berlanjut dengan tos-tosan. "Tanpa pemain mengetahui, saya sudah memilih mereka dan berada di kepala saya," tegas Andersson.

Dia menambahkan, skema yang diterapkan ialah semua pemain merupakan penjaga pertahanan, termasuk dua penyerang andalan, Marcus Berg dan Ola Toivonen. "Kami tidak lari untuk mengejar lawan kami." (X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya