Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DENGAN para pemain bintang yang mereka miliki seperti Luka Modric, Ivan Rakitic, atau Mario Mandzukic, sejatinya Kroasia menjadi salah satu tim yang patut diperhitungkan di Piala Dunia Rusia 2018. Namun, faktanya mereka hanya dipandang sebagai tim kuda hitam.
Situasi itulah yang coba dimanfaatkan para punggawa Vatreni--julukan timnas Kroasia. Mereka bermain tanpa beban.
Hasilnya, tim besutan Zlatko Dalic di luar dugaan berhasil menyapu bersih laga penyisihan Grup D, salah satunya dengan menggasak tim favorit Argentina 3-0. Mereka pun berhak menjadi juara grup dan bertemu Denmark di babak 16 besar.
Laju the Blazers ternyata tidak berhenti sampai di situ. Mereka sukses menyegel tiket ke babak perempat final.
Memang tiket ke babak delapan besar itu tidak didapat Kroasia dengan mudah. Mereka harus bermain selama 120 menit, plus adu tendangan penalti untuk menjinakan tim 'Dinamit' Denmark 3-2 lewat adu tendangan penalti.
Duel kedua tim underdog itu memang berlangsung dramatis. Denmark unggul lebih dulu ketika pertandingan baru berlangsung 1 menit lewat gol Mathias Jorgensen.
Namun, keunggulan Denmark hanya berlangsung 3 menit. Pada menit keempat the Blazers sukses menyamakan kedudukan lewat Mario Mandzukic.
Setelahnya, kedua tim silih berganti melakukan serangan. Namun hingga waktu normal, mereka gagal mencetak gol hingga waktu harus ditambah dua kali 15 menit.
Sayangnya, sampai 2x15 menit, skor tetap tidak berubah 1-1 sehingga duel harus diputuskan lewat tendangan dari jarak 12 meter.
Dalam drama adu penalti tersebut, tiga algojo Denmark, yakni Christian Eriksen, Lasse Schone, dan Nicolai Jorgensen, gagal merobek gawang Kroasia yang dijaga Danijel Subasic. Kiper AS Monaco itu pun kini menyamai prestasi Ricardo, kiper Portugal di Piala Dunia 2006.
Hasil pertandingan itu kini membuat Vatreni untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 1998 di Prancis kembali masuk perempat final. Dua dekade lalu, Kroasia bisa menembus semifinal dan menempati peringkat ketiga. "Kami sudah sampai sejauh ini dan tidak ingin berhenti," kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic. "Anda juga harus mendapatkan keberuntungan."
"Pemain Kroasia era 1998 merupakan idola kami. Mereka menunjukkan arah ke mana kami harus pergi. Tapi kami sekarang harus melupakan para senior kami itu. Kami harus menikmati Piala Dunia kali ini. Saya ingin melihat anak-anak kroasia membicarakan soal kami pada 20 tahun mendatang," kata Ivan Rakitic.
Tidak beruntung
Pelatih Denmark Age Hareide mengaku tidak menyangka timnya akan kalah dari Kroasia. Dia juga berbicara soal keberuntungan seperti yang disampaikan Zalic. "Sangat tidak beruntung. Kami punya peluang dan telah bermain dengan baik," kata Hareide.
Di babak ketiga, Kroasia akan berhadapan dengan Rusia yang telah lolos, juga melalui adu penalti, setelah mengalahkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol. Rusia dan Spanyol juga bermain imbang 1-1, tetapi tuan rumah menang 4-3 dalam adu penalti. (FIFA/AFP/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved