Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEMENANGAN menjadi harga mutlak yang harus didapat Brasil di dua laga tersisa Grup E setelah bermain imbang 1-1 dengan Swiss di laga pertama, Senin (18/6) lalu. Ditantang Kosta Rika di Stadion Saint Petersburg, St Petersburg, malam ini, tiga poin wajib didapat Selecao untuk menjaga peluang lolos ke fase 16 besar.
Di atas kertas, Neymar dkk tidak akan sulit meraih poin maksimal dari Kosta Rika. Ditilik rekor head to head, Selecao memang lebih difavoritkan. Dari 10 pertemuan sejak 1960, Selecao hanya kalah sekali, sedangkan sembilan di antaranya berhasil mereka menangi.
Meski lebih diunggulkan, Brasil tetap tak boleh meremehkan rival mereka kali ini. Hasil imbang melawan Swiss merupakan pelajaran berharga bagi Brasil.
Walau kalah dari Serbia di laga perdana, Kosta Rika tidak bisa dipandang sebelah mata. Empat tahun lalu di Brasil, Los Ticos yang mampu bertahan hingga perempat final, membuat kejutan dengan mampu menundukkan tim-tim unggulan, seperti Italia dan Uruguay, serta menahan Inggris.
Hal itulah yang membuat Neymar dkk tetap mewaspadai Kosta Rika. Setelah tampil tidak maksimal di laga perdana, Neymar dkk menginginkan performa yang lebih baik di laga kedua.
“Kami berharap bisa tampil lebih bagus ketimbang pertandingan pertama menghadapi Swiss. Kami bertekad untuk meraih kemenangan,” ujar Neymar. “Kami harus tampil sebaik mungkin. Kami sudah menyimak pergerakan Kosta Rika, meskipun hal terpenting ialah berfokus terhadap permainan kami sendiri,” lanjutnya.
Saat melawan Swiss, Neymar gagal menunjukkan permainan terbaiknya. Permainan keras yang diperagakan pemain Swiss, membuat Neymar yang 10 kali terkena pelanggaran keras, seperti mati kutu.
Jika Neymar kembali mampu dimatikan, Brasil akan berharap banyak kepada Philippe Coutinho. Gelandang serang Barcelona tersebut diharapkan menjadi ‘motor kedua’ Brasil saat Neymar tidak mampu memberikan kontribusi maksimal kepada tim.
“Neymar merupakan salah satu pemain terbaik di dunia. Menjadi keuntungan besar kami memilikinya. Ia sangat penting dan selalu menciptakan ruang di lapangan,” jelas Coutinho. “Dari sisi peran pemain di tim, semua pemain memiliki peran masing-masing. Semua pemain tahu persis tanggung jawabnya,” imbuh mantan pemain Liverpool tersebut.
Tiru Swiss
Di kubu Los Tico, kekalahan dari Serbia tidak membuat mereka kehilangan asa. Sebaliknya, Keylor Navas dan kolega justru lebih termotivasi untuk bisa mengimbangi Brasil yang memiliki keunggulan kualitas pemain.
Kapten tim, Bryan Ruiz, percaya peluang untuk mereka memenangkan pertandingan melawan Selecao masih terbuka. Ruiz mengaku timnya sudah mempelajari permainan Brasil saat ditahan Swiss. “Swiss menekan mereka di posisi tengah dan itulah yang harus dilakukan karena semua orang tahu Brasil sangat bagus di lini tengah hingga depan. Kami butuh memenangkan bola dengan cepat dan melakukan serangan balik secepat mngkin,” ujar Ruiz.
Pelatih Kosta Rika, Oscar Ramirez, mungkin akan bermain lebih bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Selain itu, Ramirez juga akan meniru permainan Swiss yang sukses meredam daya serangan Brasil. Permainan keras terhadap Neymar akan dipraktikkan Kosta Rika untuk meredam permainan Brasil. (AFP/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved