Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
STADION Luzhniki, Moskow, akan menjadi arena pertama rangkaian laga Piala Dunia 2018. Malam nanti, stadion berkapasitas 80 ribu tempat duduk tersebut akan menjadi arena laga pembuka Piala Dunia 2018 antara tuan rumah Rusia vs Arab Saudi.
Walau menjadi pertandingan perdana Piala Dunia 2018, laga Rusia kontra Arab Saudi diprediksi tidak akan berjalan menarik. Kedua tim memiliki ranking terendah berdasarkan perhitungan FIFA dari 32 kontestan. Rusia menempati posisi ke-70, sementara Arab Saudi hanya tiga peringkat lebih baik.
Pasukan Sbornaya, sedang dalam sorotan publiknya. Tidak sedikit yang meragukan kapasitas Rusia untuk dapat berbicara banyak di ajang Piala Dunia 2018, meski berstatus sebagai tuan rumah.
Terlebih masa persiapan yang dilalui Rusia juga tak impresif. Igor Akinfeev dan kawan-kawan tercatat tidak pernah menang dalam tujuh laga terakhirnya, empat di antaranya berakhir dengan kekalahan.
Lolos dari penyisihan Grup A menjadi target paling realistis bagi Rusia yang bertekad setidaknya mencapai perempat final. Tekanan dan serangan psikologis menjadi aspek yang harus diperhatikan Pelatih Timnas Rusia Stanislav Cherchesov.
Ia harus berpikir keras membawa timnya meraih kemenangan di laga pembuka. Poin penuh akan membuka jalan Rusia ke babak selanjutnya.
"Saya bukan seorang terapis yang dapat menenangkan hati semua orang. Kami membuat peningkatan dan tugas utama kami ialah percaya pada diri kami sendiri. Kami juga membutuhkan kepercayaan dari pendukung kami," kata Cherchesov.
Pelatih 54 tahun ini kemungkinan akan menurunkan formasi 4-1-4-1 dengan Fyodor Smolov sebagai ujung tombaknya. Di lini tengah, Cherchesov dapat menduetkan Alan Dzagoev dan Aleksandr Golovin jika ingin meningkatkan opsi untuk lebih menyerang. Sementara itu, bek gaek Sergei Ignashevich tetap menjadi pilihan utama di jantung pertahanan.
Seperti Rusia, persiapan Arab Saudi juga berlangsung tidak mulus. Tim berjuluk Green Falcons tersebut telah berganti pelatih sebanyak tiga kali setelah memastikan tiket Piala Dunia 2018.
Pelatih asal Belanda Bert van Marwijk yang menghadiahi tiket tersebut kepada Arab Saudi memilih mengundurkan diri September lalu. Tongkat kepelatihan pun kemudian beralih ke Edgardo Bauza. Namun, mantan pelatih Timnas Argentina itu hanya bertahan dua bulan.
Akhir November 2017, kendali Arab Saudi beralih ke tangan Juan Antonio Pizzi dan bertahan hingga saat ini. Tujuh bulan memimpin Fahad Al-Muwallad dan kawan-kawan, Pizzi belum sepenuhnya mampu menciptakan DNA tim kejutan. Arab Saudi hanya mampu mencuri tiga kemenangan dalam sembilan laga pemanasan sejak dinakhodai eks pelatih Timnas Cili ini.
Kendati demikian, setidaknya Arab Saudi mengalami peningkatan permainan. Kepercayaan diri negara Semenanjung Arab ini meroket karena mampu menandingi juara bertahan Jerman dalam laga uji coba terakhir, Sabtu (9/6) lalu. Meskipun akhirnya kalah dengan skor tipis 1-2, Arab Saudi tampil cukup spartan sepanjang pertandingan.
"Kami memiliki waktu untuk mempelajari permainan Rusia. Akan tetapi, kami harus fokus pada permainan kami sendiri. Saya harap kami dapat mengalahkan mereka. Ini akan menjadi pertandingan sulit," kata gelandang Saudi, Yahya Al-Shehri.
Arab Saudi membidik tiga poin dalam laga ini untuk membuka kans lolos dari persaingan fase grup. Target minimal ialah menyamai pencapaian Piala Dunia 1994, yakni mencapai babak 16 besar. (AFP/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved