Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJARAH membuktikan peradaban manusia hanya dapat berkembang dalam suasana damai. Sebaliknya, peperangan atau perseteruan membawa kehancuran bagi peradaban manusia.
Misalnya ketika Jengis Khan menyerang Irak, saat itu hancur peradaban di Timur Tengah sampai-sampai buku-buku yang telah ditulis para ulama dibuang ke Sungai Eufrat. Dikisahkan, air di sungai itu jadi hitam akibat tinta-tinta buku yang luntur.
Sampai sekarang, ketika terjadi peperangan, salah satunya di Suriah, bangunan bersejarah juga ikut hancur. Oleh sebab itu, Allah SWT menegaskan pada Surah Al-Hujurat ayat 10, “Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
“Mukmin yang beriman ialah orang-orang yang menjalin ukhuwah (persaudaraan). Kalau ada mukmin yang tidak berukhuwah, dapat diragukan keimanannya,” ujar Prof Ahmad Satori Ismail saat menyampaikan tausiah tarawih di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, pada Selasa (5/6).
Dari ayat tersebut, umat Islam diwajibkan untuk mendamaikan kaum muslim yang bertikai, juga diwajibkan untuk mengukuhkan ketakwaan agar mendapatkan kasih sayang dari Allah. Ketika Allah melimpahkan kasih sayang, akan tercipta keamanan dan kemakmuran di suatu negara.
“Ekonominya lancar, orang-orang miskin mendapat perhatian dan mendapat kepedulian yang cukup. Keamanan jiwa, spiritual, sosial, dan ekonomi juga tercipta. Itu rahmat dari Allah SWT,” kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.
Sebaliknya, ketika umat Islam tidak tolong-menolong, tidak saling mendukung, yang terjadi ialah malapetaka. Contohnya banyak. Salah satunya, negara-negara di Timur Tengah, ketika mereka saling mengembargo dan bertikai, dana mereka habis untuk peperangan.
Alquran, imbuh Ahmad, menegaskan dalam Surah Al-Anfal ayat 73, “Adapun orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian lain. Jika kamu para muslimin tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
“Orang-orang, apa pun agamanya, bahu-membahu dan tolong-menolong. Apabila kamu orang mukmin tidak bersatu, akan terjadi malapetaka di atas bumi dan terjadi kerusakan yang berat,” kata Ahmad.
Potensi besar
Umat Islam mempunyai potensi yang besar yang dapat diubah menjadi daya kekuatan. “Allah menyuruh umat Islam untuk mempersiapkan itu dengan memanfaatkan potensi yang ada. Misalnya, potensi zakatnya besar. Namun, potensi itu tidak ada artinya kalau tidak diubah menjadi kekuatan. Kewajiban kita ialah mengubah potensi menjadi sebuah kekuatan,” terang Ahmad.
Hal itu pernah dicontohkan Rasulullah. Beliau mengubah manusia dari kegelapan (kekufuran) menuju terang benderangnya Islam. Bangsa Arab yang biadab hingga disebut masyarakat jahiliah pun dapat berubah.
“Dengan memanfaatkan momentum Ramadan, dengan jiwa yang ikhlas dan bersih, umat Islam diajak untuk dapat membangun ukhuwah,” ucap Ahmad.
Ia mengingatkan, seorang muslim akan sulit untuk mendapatkan berkah lailatulkadar (malam yang lebih baik dari 1.000 bulan), apabila di dalam dirinya masih ada kebencian, permusuhan, kedengkian, dan amarah.
“Kita bersihkan diri kita dan kukuhkan keimanan kita sehingga bisa aman, damai, tenteram. Maka bangsa ini akan maju,” tutupnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved