Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kita Semua Bersaudara

Supardji Rasban
04/6/2018 08:31
Kita Semua Bersaudara
(ANTARA/Moch Asim)

NEGARA Indonesia bagai taman bunga yang luas dan indah. Di dalamnya terdapat pohon dan aneka bunga bermekaran, antara lain mawar, melati, soka, kantil, anggrek, dan sejumlah bunga lainnya.

Bunga-bunga cantik tersebut tumbuh pada batang mereka masing-masing.  Oleh karena itu, mawar tidak bisa dipaksa menjadi melati, kenanga tidak bisa dipaksa menjadi soka, dan anggrek tidak bisa dipaksa menjadi bunga yang lain. Semuanya tumbuh dan berfungsi sendiri-sendiri.

Hal tersebut disampaikan Sinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur), saat mengisi tausiah sahur keliling bersama masyarakat Brebes, Jawa Tengah (Jateng), di Pendopo Bupati Brebes, beberapa waktu lalu.

“Bunga-bunga itu tumbuh pada batangnya sendiri dan semuanya menghiasi taman yang bernama Indonesia,” tuturnya.

Ia mengatakan itu sebagai perumpamaan atas bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama, etnik, dan bahasa.

Semua yang hidup di negeri ini bersaudara sehingga tidak pantas apabila satu sama lain bertengkar, saling menghujat, dan saling mencaci.

Shinta mengatakan, persatuan dan kesatuan NKRI harus dijaga. Hal itu telah menjadi komitmen dan ajaran semua agama tentang persatuan dan kesatuan.

Di Indonesia, lanjutnya, agama dan suku bangsa mana pun bisa hidup berdampingan tanpa harus mengganggu satu sama lain. Ia juga mengingatkan agar Pancasila dan Rukun Islam jangan hanya dihafalkan atau ditempelkan di dinding.

Sinta mengatakan, karena belum semua bisa mengamalkan Pancasila, pantas jika masih banyak yang sering menebar hoaks, menebar kebohongan, saling memfitnah, saling hujat, dan menebar kebencian.

“Apa yang terjadi dimasyarakat saat ini sungguh miris, kelakuannya sudah tidak pantas dilakukan oleh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Hal itu, sambung Sinta, menunjukkan sudah banyak orang yang kehilangan hati nurani. Akhirnya tali persaudaraan kian longgar dan gampang diputuskan. Menurutnya,  yang harus dilakukan sekarang ialah merajut kembali serpihan-serpihan tali yang telah berserakan akibat diobrak-obrik, untuk kita rajut kembali.

Bukan Islam
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir menyampaikan tentang pentingnya cinta dan kasih sayang dalam ajaran Islam.

Menurutnya, rasa kasih dan sayang (Ar Rahman dan Ar Rahim) menjadi isi dalam surah Alfatihah yang merupakan induk Alquran, sedangkan Alquran ialah induk semua kitab suci.

“Kalau orang Islam tidak punya cinta kasih, ya bukan Islam,” katanya, saat menjadi penceramah seusai salat tarawih keliling yang digelar Badan Amalan Islam Jawa Tengah di auditorium Universitas Negeri Semarang, Jumat (1/6).

Di depan ratusan jemaah salat tarawih, Nasir menyinggung tentang fenomena yang terjadi di masyarakat belakangan ini. Menurutnya, peristiwa tersebut bertolak belakang dengan ajaran Islam yang sangat menjunjung kasih sayang.

Ia mengatakan, gerakan saat membaca Allahu Akbar dalam salat menunjuk ke arah hati sebagai lambang kelembutan dan kasih sayang. Namun, saat ini ada orang yang mengucapkan kalimat itu sambil mengancam orang lain dengan senjata tajam. (Ant/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya