Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SUATU hari Khalifah Harun Al-Rasyid marah besar pada kawan karibnya yang setia, yaitu Abu Nawas. Ia ingin menghukum mati Abu Nawas setelah menerima laporan bahwa Abu Nawas mengeluarkan fatwa tidak mau rukuk dan sujud dalam salat.
Terlebih lagi, Khalifah mendengar Abu Nawas mengatakan bahwa dirinya suka fitnah! Menurut pembantu-pembantunya, Abu Nawas layak dipancung karena melanggar syariat Islam dan menyebar fitnah.
Khalifah Harun Al-Rasyid mulai terpancing, tapi untung ada seorang pembantunya yang memberi saran, hendaknya Khalifah melakukan tabayun atau konfirmasi. Abu Nawas pun menghadap Khalifah.
"Hai Abu Nawas, benar kamu tidak mau rukuk dan sujud dalam salat?" tanya Khalifah. Abu Nawas menjawab dengan tenang, "Benar, Saudaraku."
Khalifah kembali bertanya dengan nada suara tinggi, "Benar kamu berkata kepada masyarakat bahwa aku, Harun Al-Rasyid, adalah seorang khalifah yang suka fitnah?" "Benar, Saudaraku," jawab Abu Nawas
Khalifah berteriak dengan suara menggelegar. "Kamu memang pantas dihukum mati karena melanggar syariat Islam dan menebarkan fitnah!"
Abu Nawas tersenyum seraya lalu berkata, "Saudaraku, memang aku tidak menolak bahwa aku telah mengeluarkan dua pendapat tadi, tapi sepertinya kabar yang sampai padamu tidak lengkap. Kata-kataku dipelintir, seolah-olah aku berkata salah," ujarnya.
Khalifah berkata dengan ketus, "Apa maksudmu? Abu Nawas beranjak dari duduknya dan menjelaskan dengan tenang, "Saudaraku, aku memang berkata rukuk dan sujud tidak perlu dalam salat, tapi dalam salat apa? Waktu itu aku menjelaskan tata cara salat jenazah," ujar Abu Nawas.
Saat mendengar jawaban Abu Nawas tersebut, sang Khalifah pun dalam hati mengakui bahwa informasi yang diterimanya kurang lengkap. Abu Nawas pun tidak jadi mendapatkan hukuman. (Fal/H-1)
Sumber : Buku 1.001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati, Pengarang MB Rahimsyah, Tahun Terbit 2003
BULAN suci Ramadan harus disambut dengan sukacita dan rasa syukur yang besar
BULAN Ramadan merupakan bulan yang berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya.
TERDAPAT dua pengetahuan yang sering dikonsumsi, yakni pengetahuan olahan batin yang disebut dengan kearifan dan pengetahuan yang diperoleh melalui nalar kemudian disebut dengan ilmu.
UMAT muslim tentu tidak ingin kegiatan yang dilakukan sehari-hari justru membatalkan atau menggugurkan ibadah puasa Ramadan.
TOLERANSI ialah nilai kemanusiaan dan semua orang membutuhkannya. Toleransi dibutuhkan karena setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan.
DALAM kehidupan, kita sering kali melakukan kesalahan dan dosa, tapi Allah SWT memberikan satu kesempatan untuk senantiasa bertobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved