DI era Khalifah Abu Husain bin Sa'ad, di Kota Ishbahan, seorang lelaki mengaku-ngaku sebagai nabi. Tentu saja ia ditangkap pihak keamanan, lalu dihadapkan ke sidang pengadilan yang dihadiri sejumlah ulama dan pejabat tinggi pemerintah.
"Siapa kamu?", tanya hakim.
"Seorang nabi yang diutus," jawab lelaki itu.
"Setiap nabi pasti punya tanda mukjizat," kata hakim.
"Benar. Aku bahkan punya mukjizat yang belum pernah dimiliki nabi atau rasul-rasul terdahulu sebelumku," jawabnya.
"Coba buktikan," kata hakim.
"Siapa di antara kalian yang punya istri, putri, atau saudara perempuan cantik, bawa ia ke mari. Aku akan membuatnya mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki seketika," jawabnya.
Terpengaruh oleh ucapan yang meyakinkan itu, Abu Husain bin Sa'ad percaya dan buru-buru berkata,
"Aku percaya kamu memang seorang nabi. Maafkan aku,"
Namun, seorang ulama maju ke depan dan berkata,
"Sayang aku tidak punya perempuan yang kamu maksudkan, tetapi sebagai gantinya aku punya seekor kambing betina yang cukup molek. Tolong bikin dia bunting untukku."
Laki-laki yang mengaku-ngaku sebagai nabi langsung bangkit dan pergi
"Mau ke mana kamu?", tanya hakim.
"Aku mau menemui Jibril. Akan aku beri tahu ia bahwa orang-orang di sini menginginkan seekor anak kambing, dan tidak membutuhkan seorang nabi," jawabnya sambil terus pergi. (Fal/H-1)