Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BULAN Ramadan kembali tiba dan kita kembali berpuasa. Lalu kenapa puasa begitu penting dalam Islam? Puasa tentu bukan sekadar menahan lapar, dahaga, dan hubungan seks. Yang teramat penting puasa ialah latihan spiritual untuk mencontoh sifat-sifat Tuhan, seperti dalam hadis yang berbunyi takhallaqu bi akhlaqillah (berakhlaklah sebagaimana akhlak Allah SWT).
Al-Qur'an juga menyebutkan huwa yuth’im wa la yuth’am (Tuhan memberi makan dan tidak diberi makan) (QS.6:14) dan lam takun lahu shahibah (Tuhan tidak memiliki pasangan) (QS.6:101).
Internalisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam diri merupakan perjalanan spiritual manusia untuk mendekati Tuhannya.
Harapan terakhir kita dengan menjalankan ibadah puasa agar mencapai kualitas mutakin (orang-orang takwa), suatu kualitas spiritual yang paling mulia dan didambakan setiap orang. Mutakin tidak lain ialah mengombinasikan sikap cinta dan segan kepada Allah SWT.
Mutakin tidak tepat diartikan takut kepada Allah SWT karena Allah SWT yang diperkenalkan kepada kita melalui al-asma' al-husna-Nya, bukan sosok Maha Mengerikan untuk ditakuti, tetapi lebih menonjol sebagai Tuhan Maha Pencinta dan Maha Penyayang. Apalagi terhadap manusia yang Allah ciptakan dengan cinta.
Internalisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam diri kita dicontohkan oleh pribadi Rasulullah SAW. Dalam perspektif tasawuf, al-asma’ al-husna tidak hanya menunjukkan sifat-sifat Allah SWT, tetapi juga menjadi titik masuk untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Salah satu bentuk kemahapengasihan Tuhan ialah menganugrahkan Ramadan (secara harfiah: penghancur, penghangus). Setelah 11 bulan manusia terasing di dalam kehidupan yang kering dan penuh dengan suasana pertarungan maka dalam Ramadan kita diajak untuk kembali ke kampung halaman rohani, yang menyejukkan serta penuh dengan suasana lembut. Bulan Puasa ibarat oase yang siap memberi kepuasan spiritual kepada orang yang menjalaninya dengan ikhlas dan sepenuh hati.
Agak aneh memang, Tuhan yang sedemikian lembut menampilkan diri-Nya, ayat-ayat Al-Qur’an sedemikian santun menyapa anak manusia, dan Nabi Muhammad SAW tampil sedemikian menawan, lebih menojolkan sikap-sikap kelembutan dan kesantunan, tetapi umat Islam malah sebagian bertentangan perilakunya dengan sifat-sifat yang dilakukan Nabi dan Tuhan.
Islam tidak pernah menoleransi pemeluknya melakukan tindakan kekerasan, bukan karena kepentingan diplomasi, melainkan substansi kekerasan itu sendiri tidak sejalan dengan sifat-sifat utama Tuhan yang diperkenalkan dalam al-asma’ al-husna’-Nya.
Aksi solidaritas tersebut dalam menyikapi kondisi warga Palestina yang terusik ibadahnya akibat tindakan Israel yang melakukan intimidasi dan kekerasan kepada warga Palestina.
MENJELANG perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023, Lanud Sutan Sjahrir menggelar bazar murah untuk warga sekitar Tunggul Hitam, Kota Padang, Sumatra Barat, kemarin.
Refleksi diri merupakan salah satu bukti bahwa seseorang berkesadaran penuh dalam menjalankan ibadahnya.
KITA sering kali mendengar atau mengucapkan minal aidin wal faizin di saat Hari Raya Idul Fitri.
Festival Beduk setiap tahun ini juga dimaksudkan untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan yang baik ini tidak punah pada generasi milenial.
TOLERANSI ialah nilai kemanusiaan dan semua orang membutuhkannya. Toleransi dibutuhkan karena setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan.
Memasuki pertengahan Ramadan, OPPO Indonesia mengadakan kampanye bertema Make Your Moment, mengajak masyarakat, terutama anak muda, berbagi kebaikan.
Berikut 10 filantropis dunia yang suka memberikan donasi tanpa gembar-gembor.
Tahukah kamu kalau hari ini merupakan Hari Kebaikan Sedunia? Sudah berbuat baikkah kamu?
MENJADI haji mabrur adalah orientasi utama dari seluruh proses haji seorang Muslim. Terdapat tiga tanda kemabruran seorang yang telah menunaikan ibadah haji. Apa saja itu?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved