KEMARIN siang, ketika kebanyakan orang bepergian keluar kota untuk
menikmati liburan, atau saat umat Nasrani bersama keluarga berkumpul
merayakan Natal, advokat senior Otto Cornelis Kaligis tidak bisa
merasakan hal serupa. Kasus korupsi yang menjerat dirinya membuat
suasana Natal OC Kaligis tahun ini tidak semeriah tahun-tahun
sebelumnya. Datang dengan mobil tahanan dari Rumah Tahanan Guntur,
Kaligis yang mengenakan jas hitam berdasi biru itu terpaksa menjalani
ibadah Natal di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta.
Ruangan
yang biasa digunakan untuk konferensi pers itu disulap menjadi gereja
mini dengan ornamen khas Natal seperti lilin dan pohon cemara. Kaligis
tidak sendiri, tersangka KPK lainnya yakni Sekretaris Pribadi Dewie
Yasin Limpo, Rinelda Bandaso, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya
Kabupaten Deiyai Irenius Adii, Direktur PT Media Karya Sentosa Antonius
Bambang Djatmiko, serta Direktur PT Ciputra Optima Mitra Rudiyanto juga
mengikuti ibadah di KPK. Hari Natal yang identik dengan pemberian kado tidak luput dari perhatian keluarga Kaligis yang datang membesuk.
Tidak
hanya makanan, putri Kaligis, Velove Vexia, yang mengenakan baju hijau
mengaku memberikan kado Natal kepada ayahnya berupa sandal jepit. Bukan
sandal biasa, melainkan sandal bermerek yang dibungkus tas berlogo
Gucci. "Ada hadiah Christmas aja sih, sandal jepit," tutur Velove yang
terkenal lewat sinetron Olivia itu. Saat ditemui seusai ibadah, Kaligis
masih berkeras ia tidak bersalah dalam kasus suap tiga hakim dan satu
panitera PTUN Medan itu. Pada 17 Desember lalu, Kaligis divonis 5,5
tahun penjara dan denda Rp300 juta subsider 4 bulan penjara.
Atas
vonis itu, Kaligis langsung mengajukan banding. Meski berada di balik
jeruji besi, Kaligis mengaku doa Natal yang ia minta akhirnya terkabul.
Ia mendoakan agar Johan Budi dan Busyro Muqoddas tidak terpilih menjadi
pimpinan KPK. Seperti diketahui, pimpinan KPK terpilih ialah Agus
Rahardjo, Saut Situmorang, Basaria Pandjaitan, Alexander Marwata, dan
Laode Syarif. "Pesan Natal damai kepada semua manusia yang berkehendak
baik, tapi tugas saya sudah selesai, kan saya selalu minta Johan Budi
tidak dipilih, sama si Busyro," ucap Kaligis. Doa Kaligis itu berlawanan
dengan keinginan sebagian besar publik. Dengan tidak terpilihnya Johan
dan Busyro, masyarakat meragukan kiprah pimpinan baru KPK. Tokoh Katolik
Romo Frans Magnis Suseno dan mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii
Maarif, berharap pimpinan baru KPK menjawab keraguan itu dengan kinerja
gemilang dalam memberantas korupsi.