Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Reshuffle Didasari Kebutuhan

MI/INDRIYANI ASTUTI
26/12/2015 00:00
Reshuffle Didasari Kebutuhan
(MI/Ramdani)
WACANA mengenai reshuffle jilid II kembali mengemuka. Partai Amanat Nasional (PAN) disebut akan mendapat jatah dua kursi di kabinet. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru saja menjalin komunikasi dengan istana pun turut disebut. Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Aziz Subekti mengklaim partainya akan mendapat dua jatah kursi menteri, yaitu menteri perhubungan serta menteri lingkungan hidup dan kehutanan (LHK). Nama Taufik Kurniawan yang saat ini menjadi Wakil Ketua DPR disebut akan mengisi posisi menhub dan Asman Abnur yang saat ini merupakan anggota DPR disebut akan mengisi posisi menteri LHK.

Akan tetapi, kabar yang disampaikan Aziz dibantah Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Menurut Eddy, info yang didapat Aziz soal PAN akan dapat jatah dua menteri tidak valid. Saat menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Muradi mengatakan sebaiknya reshuffle kabinet didasari kebutuhan. "Setelah reshuffle sebelumnya relatif baik, walaupun ada komunkasi yang miss karena ada orang baru di kabinet," katanya. Ia menganggap momentum reshuffle jangan ditujukan untuk menggeser menteri tertentu. Namun, untuk mengukur dan melihat kinerja para menteri Kabinet Kerja terhadap pos kementeriannya.

"Presiden pasti sudah punya pertimbangan untuk menempatkan para menteri sesuai kecakapan, bisa jadi bukan pencopotan, melainkan hanya pergeseran," tuturnya. Soal PAN yang akan mendapat dua kursi, Muradi berpendapat PAN sudah menempati posisi strategis seperti Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR sehingga sebaiknya pembagian kursi untuk PAN di kabinet harus mempertimbangkan partai yang sejak awal mendukung pemerintah. "Dua kursi di kabinet terlalu banyak. Satu kursi untuk PAN dirasa sudah ada keterwakilan di pemerintah apabila benar bergabung," ujarnya. Alasan lainnya, sambung Muradi, terlalu banyak pergantian orang di kabinet dapat menimbulkan problem konsolidasi. Soal PKS, menurut Muradi, kunjungan elite PKS ke istana hanya bertujuan mengklarifi kasi posisi mereka sebagai partai dengan rezim baru sebab kini PKS telah berganti pucuk pimpinan dari Anies Matta ke Sihobul Iman.

Nuansa politik
Pengamat dari Lingkar Masyarakat Madani Ray Rangkuti mengakui isu reshuffle kali ini sangat kuat nuansa politik, terlebih ketika PAN menyatakan mendukung pemerintah. Di samping itu, ada sejumlah manuver dari partai politik sehingga berbeda dengan reshuffle jilid I yang menurutnya didasari kebutuhan riil, yakni perbaikan ekonomi. Ray justru menduga PKB akan kehilangan satu kursi. "Tapi tingkat kepercayaan masyarakat kepada Pak Jokowi masih tinggi sehingga apa pun yang ia lakukan mendapat dukungan," jelasnya. Ray justru menduga PKB akan kehilangan satu kursi. "Jika dilihat dari kinerja menteri asal PKB, yang paling lambat Kementerian DPDTT,” jelasnya. Sekretaris Jenderal PKB Kadir Karding mengatakan keputusan reshuffl e menjadi kewenangan presiden.“Semua kebijakan dan kep



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya