WACANA mengenai reshuffle jilid II kembali mengemuka. Partai Amanat
Nasional (PAN) disebut akan mendapat jatah dua kursi di kabinet. Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) yang baru saja menjalin komunikasi dengan
istana pun turut disebut. Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
PAN Aziz Subekti mengklaim partainya akan mendapat dua jatah kursi
menteri, yaitu menteri perhubungan serta menteri lingkungan hidup dan
kehutanan (LHK). Nama Taufik Kurniawan yang saat ini menjadi Wakil Ketua
DPR disebut akan mengisi posisi menhub dan Asman Abnur yang saat ini
merupakan anggota DPR disebut akan mengisi posisi menteri LHK.
Akan
tetapi, kabar yang disampaikan Aziz dibantah Sekretaris Jenderal PAN
Eddy Soeparno. Menurut Eddy, info yang didapat Aziz soal PAN akan dapat
jatah dua menteri tidak valid. Saat menanggapi hal itu, pengamat politik
dari Universitas Padjadjaran Muradi mengatakan sebaiknya reshuffle
kabinet didasari kebutuhan. "Setelah reshuffle sebelumnya relatif baik,
walaupun ada komunkasi yang miss karena ada orang baru di kabinet,"
katanya. Ia menganggap momentum reshuffle jangan ditujukan untuk
menggeser menteri tertentu. Namun, untuk mengukur dan melihat kinerja
para menteri Kabinet Kerja terhadap pos kementeriannya.
"Presiden
pasti sudah punya pertimbangan untuk menempatkan para menteri sesuai
kecakapan, bisa jadi bukan pencopotan, melainkan hanya pergeseran,"
tuturnya. Soal PAN yang akan mendapat dua kursi, Muradi berpendapat PAN
sudah menempati posisi strategis seperti Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR
sehingga sebaiknya pembagian kursi untuk PAN di kabinet harus
mempertimbangkan partai yang sejak awal mendukung pemerintah. "Dua kursi
di kabinet terlalu banyak. Satu kursi untuk PAN dirasa sudah ada
keterwakilan di pemerintah apabila benar bergabung," ujarnya. Alasan
lainnya, sambung Muradi, terlalu banyak pergantian orang di kabinet
dapat menimbulkan problem konsolidasi. Soal PKS, menurut Muradi,
kunjungan elite PKS ke istana hanya bertujuan mengklarifi kasi posisi
mereka sebagai partai dengan rezim baru sebab kini PKS telah berganti
pucuk pimpinan dari Anies Matta ke Sihobul Iman.
Nuansa politik Pengamat
dari Lingkar Masyarakat Madani Ray Rangkuti mengakui isu reshuffle kali
ini sangat kuat nuansa politik, terlebih ketika PAN menyatakan
mendukung pemerintah. Di samping itu, ada sejumlah manuver dari partai
politik sehingga berbeda dengan reshuffle jilid I yang menurutnya
didasari kebutuhan riil, yakni perbaikan ekonomi. Ray justru menduga PKB
akan kehilangan satu kursi. "Tapi tingkat kepercayaan masyarakat kepada
Pak Jokowi masih tinggi sehingga apa pun yang ia lakukan mendapat
dukungan," jelasnya. Ray justru menduga PKB akan kehilangan satu kursi.
"Jika dilihat dari kinerja menteri asal PKB, yang paling lambat
Kementerian DPDTT,†jelasnya. Sekretaris Jenderal PKB Kadir Karding
mengatakan keputusan reshuffl e menjadi kewenangan presiden.“Semua
kebijakan dan kep