Rahim Ibu bukan untuk Lahirkan Koruptor

MI
23/12/2015 00:00
Rahim Ibu bukan untuk Lahirkan Koruptor
(MI/SUSANTO)
TEKAD pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberantas korupsi dengan berfokus pada pencegahan terlihat nyata kemarin. Pagi hari mulai pukul 09.00 WIB, sebanyak 503 perwakilan sekolah dari berbagai tingkatan hadir menyimak diskusi bertajuk Apresiasi Sekolah yang Berintegritas dalam Pelaksanaan Ujian Nasional, di Gedung KPK, Jakarta.

Ketua KPK Agus Rahardjo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan memaparkan pandangan antirasywah mereka di hadapan para kepala sekolah.

Anies menerangkan spirit antikorupsi bisa dikembangkan bersamaan dengan apresiasi kepada para ibu dalam peringatan Hari Ibu. Warga negara Indonesia yang membantu KPK sama artinya dengan berbakti kepada ibu.

"Bertepatan dengan hari ibu, dan saat para ibu terima SMS ucapan selamat hari ibu, jawab bahwa 'rahim ibumu bukan tempat lahirnya calon koruptor ya, tolong jangan korupsi, Nak'," tuturnya.

Mendikbud mengingatkan tegaknya integritas dalam dunia pendidik hanya bisa terwujud bila semua pihak bergerak. Sekolah harus jadi tempat tumbuhnya generasi berintegritas bukan hanya mengasah akademis. "Kita wajib mendidik generasi bangsa ini tidak boleh lagi bersikap diam dan mendiamkan ketidakjujuran," tegas Anies.

Anies pun memamerkan kepada Ketua KPK jilid IV atas raihan 503 sekolah yang mendapatkan nilai UN tinggi dibarengi nilai integritas lebih dari 90. Dunia pendidikan menjadi garda pertama pencegahan korupsi, sebab mulai kurikulum 2014, ada dua nilai dalam ujian nasional, nilai akademik dan nilai kejujuran. "Dulu masyarakat lapor, negara tutupin, sekarang kebalik. Mulai sekarang, tahun kemarin, seluruh hasil hasil ujian nasional ditunjukkan persentase kejujuran-kecurangannya," papar Anies.

Agus menyambut baik integritas yang ditunjukkan para kepala sekolah tersebut. Ia meminta mereka menularkan semangat integritas, terutama ke anak didik, guna membantu KPK memberantas korupsi.

Mencegah perilaku korup, menurut Agus, tidak melulu harus dilakukan dengan program-program yang luar biasa. Yang perlu dilakukan hanya dengan menaati aturan-aturan sederhana. "Kalau sekarang banyak orang yang terobos lalu lintas, kalau jadi pejabat, pasti korupsi," cetus Agus.

Mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah itu juga berpesan agar kepala sekolah dan guru menempa generasi penerus bangsa agar taat aturan. "Nanti setiap sekolah (diharapkan) akan tansparan atas semua kegiatan dan anggaran sehingga masyarakat bisa dikontrol masyarakat. Dengan itu, sektor pencetak generasi bangsa ini bisa memotong suplai koruptor guna agar bangsa lebih baik," pungkas Agus. (Cahya Mulyana/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya