Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MEMUPUK rasa nasionalisme, kasih sayang, dan tali persaudaraan di antara anak bangsa yang menjadi nilai-nilai Pancasila selaras dengan ajaran Islam. Keramahan yang dipancarkan Islam menjadi modal keutuhan bangsa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengingatkan hal tersebut dalam silaturahim kebangsaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, kemarin.
Paloh meyakini Islam yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam menjadi semangat, napas, dan pikiran pondok pesantren. Dalam Islam, terdapat komitmen berbangsa dalam menghargai perbedaan dan bersatu dalam semangat bhinneka tunggal ika.
Pemikiran universal itu, lanjut Paloh, perlu dikembangkan di tengah pikiran sekelompok orang yang berusaha mempersempit tata nilai dari Islam rahmatan lil alamin. Islam tidak pernah tertinggal oleh kemajuan, teknologi, dan modernisasi apa pun.
“Ini modal besar kita sebagai suatu bangsa. Karena komitmen suatu bangsa perlu terus-menerus dipupuk untuk menjaga pluralisme, dengan ada perbedaan suku, agama,” tambah Paloh.
Paloh juga menegaskan, semangat kerja, kewirausahaan Pondok Pesantren Sunan Drajat harus dikembangkan. Itu dengan berbalut semangat optimisme yang akan turut menjadikan Indonesia bisa lebih baik.
Dikatakan Paloh, di satu sisi, Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang mengedepankan musyawarah mufakat. Namun, pada praktiknya kehidupan masyarakat cenderung menganut libe-ralisme.
“Maka saya harap, tumbuh di pondok pesantren ini nilai dari Pancasila tersebut. Saya juga titip doa agar tidak hanya uang, tapi juga titip agar orang yang memegang arah dari negara ini tidak melupakan nilai Pancasila,” tutur Paloh.
Ia juga menyarankan jangan sungkan meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat sendiri. Sebaliknya, jangan pelit menerima maaf dari orang lain. Kemajuan akan tercapai dengan pemikiran dan cara pandang yang positif, bukan dengan penuh kecurigaan.
Pengasuh Ponpes Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur, menginginkan Surya Paloh turut menularkan semangat yang berorientasi ‘kerja, kerja, kerja’. Dengan begitu, usaha yang dikembangkan bisa maju menjadi perusahaan besar.
“Pondok Pesantren Sunan Drajat punya (pabrik) phospat terbesar di Jatim. Saya ingin diajarkan mewujudkan pabrik phospat yang besar di Indonesia. Saya punya produksi kapal. Kalau mau beli kapal, ke pondok saja. Lebih murah,” tutur Ghofur.
Kiai Ghofur memastikan pondok pesantren yang diasuhnya tidak akan membudayakan meminta-minta, tetapi terus dalam semangat memberi. (YK/P-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved