Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
AKSI sejumlah organisasi masyarakat (ormas) pada Sabtu (11/2) atau dikenal dengan sebutan Aksi 112 dipastikan akan digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Rencana jalan kaki peserta aksi dari Monas dan Bundaran Hotel Indonesia dibatalkan dan diganti tausiah atau wejangan serta zikir bersama.
Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath menyatakan perubahan format aksi bertujuan menghindari kemungkinan gesekan sebab pada hari yang sama terdapat dua pasangan calon peserta pilkada DKI Jakarta yang akan menggelar kampanye terakhir mereka sebelum memasuki masa tenang.
“Setelah bermusyawarah, kami memutuskan untuk memodifikasi aksi menjadi zikir dan tausiah,” kata Khaththath di Jakarta, kemarin.
Keputusan itu disambut baik Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan. Dia lalu mengimbau para peserta dapat kembali dengan tertib ke kediaman masing-masing seusai melakukan zikir bersama. Kapolda juga berharap aksi massa tersebut tidak bermuatan politis.
“Sudah disampaikan sama imam besar masjid, enggak boleh ada kaitannya dengan politik. Agama tidak boleh dicampur aduk dengan politik,” tegas Iriawan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto kemarin menerima kunjungan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan sejumlah tokoh ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)-MUI di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Jakarta. Hadir pula Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir dan juru bicara FPI Munarman.
Pertemuan itu, kata Wiranto, untuk mendengarkan penjelasan langsung dari Rizieq dan perwakilan GNPF-MUI mengenai rencana aksi 11 Februari. Dia juga menegaskan aksi itu akan berjalan damai dan meminta masyarakat tidak khawatir. Dengan demikian, pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak bisa berjalan aman dan tertib. “Silakan ada aktivitas, tapi jangan melanggar hukum,” ujarnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir mengharap zikir dan tausiah di Masjid Istiqlal berlangsung damai dan mengirim pesan Islam yang membawa berkah untuk semua.
“Semua pihak harus tetap menjaga kondisi yang baik dan saling menunjukkan iktikad positif itu sebagai pertanda kematangan kita berbangsa,” ujarnya.
Di sisi lain, para pejabat dan pemuka ulama di daerah mengimbau warga untuk berdoa di kediaman masing-masing. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, misalnya, menilai tidak perlu ada pengerahan massa ke Jakarta.
“Kalau mau berdoa bersama, kita berdoa supaya pilkada DKI dan lainnya yang serentak berjalan aman, lancar. Diselenggarakan di Jawa Barat saja,” kata Ahmad Heryawan seusai menggelar pertemuan dengan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Panglima Daerah Militer III/Siliwangi, dan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat di Bandung, kemarin.
Imbauan senada juga dilontarkan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Wakil Bupati Indramayu Supendi, serta Ketua Nadhlatul Ulama Provinsi Sumatra Selatan Amri Siregar.
Saifullah yang juga menjabat Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berharap kegaduhan di tengah masyarakat akibat dinamika yang muncul dalam pilkada di DKI Jakarta bisa segera diakhiri.
Ketua Forum Istighosah Alawiyyin Nusantara (FIAN) Habib Umar Assegaf meminta warga untuk lebih mengedepankan doa ketimbang provokasi yang dapat merugikan bangsa dan negara.
“Kami menilai sudah cukup dengan dua aksi sebelumnya, yaitu 411 dan 212,” kata Umar. (Tim Media/Mtvn/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved