Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan kerja sama militer antara TNI dan Australia (ADF) yang saat ini tengah dihentikan sementara akan dikaji ulang.
Untuk itu, ia akan membicarakan hal tersebut dengan Menhan Australia Marise Payne saat bertandang ke Australia pada Februari.
“Dilanjutkan tapi nanti pelan-pelan,” ujar Ryamizard di Yogyakarta, Rabu (18/1)
Sebelumnya, Panglima TNI Gatot Nurmantyo menghentikan sementara kerja sama itu karena Australia dianggap telah menghina Indonesia.
Salah satunya dengan mempelesetkan Pancasila menjadi Pancagila.
Meski begitu, Ryamizard memastikan kasus itu tidak menghentikan sementara kerja sama militer di antara kedua negara tersebut.
Hal itu disebabkan yang melakukan penghinaan terhadap Pancasila hanyalah perwira Australia berpangkat rendah.
“Itu kan (yang menghina) letnan coro-coro (tingkat bawah) yang tidak mengerti apa-apa, kalau yang bilang menhan atau jenderalnya baru kita hajar,” ujar Ryamizard.
Ia menekankan hubungan Indonesia-Australia yang baik jangan sampai memburuk hanya karena kasus tersebut.
Itu disebabkan kerja sama militer dengan Australia juga sebagai upaya untuk menjaga ketenangan serta keamanan kawasan.
“Mencari teman itu susah. Yang sudah ada jangan dimusuhin sehingga di kawasan ini aman. Kalau musuh semua apa aman? Mahal pertahankan negara itu, tapi kelakuan (Australia) tidak boleh terjadi lagi.”
Direktur Eksekutif Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) Mufti Makarim berpendapat Kementerian Pertahanan dan TNI harus memastikan kasus tersebut telah diselesaikan dengan tuntas sebelum kerja sama di bidang pelatihan dan operasi dilanjutkan kembali.
Hal yang dilakukan militer Australia sangat prinsip bagi Indonesia. Jika tidak tuntas, masalah tersebut akan mengganggu kerja sama Indonesia-Australia
“Karena masalah kemarin lebih kepada etika dan itu sepatutnya tidak diulangi lagi. Jangan sampai persoalan ini jadi kerikil dalam sepatu, membuat tidak nyaman.”
Mufti meminta TNI untuk memetik pelajaran soal kasus tersebut.
“Kalau tidak, ini akan selaku jadi mainan pihak lain. Intinya kalau tidak ingin diramaikan (negara lain) ya jangan bikin masalah dan kalau ada masalah diselesaikan segera,” imbuhnya. (Nyu/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved