Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MASYARAKAT luas bahkan seorang yang berpendidikan tinggi bisa termakan informasi bohong dan menyesatkan (hoax). Jika dilihat dari strukturnya, hoax memang cenderung masuk akal. Selain itu, hoax biasanya menyangkut hal-hal dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Misalnya, setelah kejadian perampokan di Pulomas, beredar hoax tentang segerombolan yang perlu dicurigai. Kita melihat itu masuk akal. Hoax terkadang masuk ke wilayah yang mampu membangun kecemasan seseorang, rasa cemas tidak memandang tingkat pendidikan,” tutur Firman Kurniawan, dosen Universitas Indonesia sekaligus pendiri lembaga kajian budaya digital, tadi malam.
Sebelumnya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid menyebutkan banyak akademisi yang bergelar profesor dan doktor atau kalangan akademis pada umumnya yang percaya pada hoax (Media Indonesia, 5/1).
Firman menambahkan, perkembangan teknologi dan informasi membuat generasi milenia cenderung dekat dengan gadget sehingga mereka terbiasa dengan informasi yang dianggap hoax dan cenderung tidak lebih cepat percaya. Berbeda dengan generasi lebih tua.
“Kebiasan dalam menghadapi bentuk media yang berubah. Mereka (orangtua) biasa menggunakan media konvensional, biasanya isinya tepercaya. Ketika ada hoax di media digital, mereka melihat itu benar,” terangnya. (Ind/Deo/X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved