Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan tidak akan melunak kepada para pengusaha-pengusaha nakal. Dia bahkan memastikan bakal menambah penguasaan lahan untuk negara setiap waktunya dari tangan pebisnis-pebisnis yang enggan mematuhi aturan.
"Tidak ada pemutihan-pemutihan. Enak aja, udah ngelanggar minta diputihkan. Kalau mau ganti rugi, ganti rugi yang benar. Kalau tidak ganti rugi, ya saya ambil," kata dia saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Apkasi Otonomi Expo 2025, Banten, Kamis (28/8).
"Dan katanya masih banyak lagi yang melanggar. Apa boleh buat. Belum lagi tambang-tambang yang tidak ada izin, sudah saya kasih perintah untuk segera diamankan semua itu," lanjutnya.
Prabowo menuturkan, penguasaan lahan pemerintah dari tangan pebisnis saat ini mencapai 3,2 juta Hektare (Ha). Jumlah itu naik dari luas yang disampaikan kepada MPR pada 15 Agustus 2025.
Kepala Negara bahkan menargetkan jumlah luas lahan yang dikuasai negara akan kembali meningkat di akhir Agustus menjadi 3,5 juta Ha, dan kembali naik di September menjadi 3,7 juta Ha. "Mungkin september jadi 3,7 juta Ha sudah kami kuasai kembali di tangan pemerintah Republik Indonesia," ujarnya.
Upaya tersebut, kata Prabowo, merujuk pada ketentuan Undang Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
"Ada pengusaha besar, kita kasih HGU, kita kasih kredit dari bank pemerintah, sudah dikasih-kasih, masih melanggar, masih gak mau bayar pajak, masih nipu, bahkan ada yang di hutan lindung, menganggap pemerintah Indonesia itu 'bisa gue atur'," pungkasnya. (H-3)
APBN disebut bakal mendapat pemasukan tambahan sekitar Rp400 triliun, berasal dari potensi pendapatan pajak atas kasus-kasus lampau dan penerimaan dari kredit karbon dalam negeri.
Penguasaan lahan di atas WIUP dan IUP PT Timah secara ilegal menyalahi Undang-undang Pokok Agriaria dan peraturan perundang- undangan lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved