Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
RIBUAN warga di berbagai daerah di Tanah Air kemarin antusias mengikuti Apel dan Parade Nusantara Bersatu.
Di Jakarta, sekitar 40 ribu orang tumpah ruah di Lapangan Monas dalam keramaian acara bertajuk Nusantara Bersatu, Indonesia Milikku, Indonesia Milikmu, Indonesia Milik Kita Bersama, Bhinneka Tunggal Ika tersebut.
Menurut Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, me-reka berasal dari TNI/Polri, PNS, pemuka agama, tokoh masyarakat, budayawan, musikus, pelajar, dan mahasiswa.
"Semua bersatu, alangkah indahnya. Masyarakat bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI. Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis. Kita punya mimpi, Indonesia menjadi bangsa paling besar dan paling makmur. Acara berlangsung di semua provinsi," kata Gatot.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang ikut hadir menambahkan persaudaraan dari Sabang sampai Merauke perlu dipererat.
"Kami meyakini dengan persatuan kita bisa pertahankan NKRI. Kami mohon doa agar kita semua menjaga NKRI dengan segala kebinekaannya."
Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi soal unjuk rasa Jumat (2/12).
"Kita sebaiknya menyampaikan informasi yang mendinginkan situasi."
Senada dengan Plt Gubernur DKI Sumarsono selaku Ketua Forum Koordinasi Pimpinan Daerah DKI.
"Mari membangun Indonesia dengan sema-ngat kerakyatan dan menghindari kerusuhan. Kita dapat bangkit dalam harmoni."
Dari Banda Aceh, Pangdam I/Iskandar Muda Mayjen Tatang Sulaiman menyatakan keberagaman adalah kekuatan dan potensi Indonesia.
"Kita itu beragam. Agamanya banyak, sukunya banyak, dan bahasanya banyak. Itu semua kekuatan."
Sekretaris MUI Pamekasan KH Zainal Alim mengingatkan Parade Nusantara Bersatu juga menjadi momen untuk mempertahankan NKRI bersama-sama tanpa memandang suku, dan agama.
"Kita pernah bersatu mengusir penjajah. Persatuan itu harus tetap utuh sebagai fondasi bangsa."
Di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengaku bangga dengan kehadiran warga masyarakat untuk menunjukkan kecintaan terhadap NKRI.
Dengan memberikan aba-aba dari panggung, Aher meneriakkan, "Siapa kita?" Sekitar 50 ribu peserta apel menjawab dengan lantang, "Indonesia."
Sinyal kemajemukan
Dalam pandangan sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola parade yang berlangsung di semua daerah itu ibarat sinyal bagi kelompok yang ingin mencederai kebinekaan bahwa mereka bukan arus utama.
"Rakyat kita masih kuat menjaga kebinekaan. Ini sekaligus antisipasi terhadap rencana aksi bela Islam Jumat (2/12). Aksi ini mengirimkan pesan bahwa masih ada kelompok yang menghormati kemajemukan. Mereka itu mayoritas, sedangkan yang mencoba memecah belah kebinekaan se-sungguhnya ialah minoritas."
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi me-ngatakan Gerakan Nusantara Bersatu yang digagas Jenderal Gatot tidak terkait dengan Presiden Joko Widodo.
"Itu gagasan Panglima TNI dengan seizin Presiden. Artinya, Panglima sudah menyampaikannya kepada Presiden." (Pol/Ind/FD/MG/BU/BY/SM/TB/DY/PO/PT/MC/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved