Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Isu SARA Mengkhawatirkan

Nur Aivanni
24/11/2016 06:03
Isu SARA Mengkhawatirkan
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

Isu SARA Mengkhawatirkan
Nur Aivanni

KETAHANAN nasional berada di lampu kuning. Menguatnya ideologi radikal dan isu SARA belakangan ini me-nimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Hal itu disampaikan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letnan Jendral TNI (Pur) Agus Widjojo pada acara Silaturahim dan Refleksi Ketahanan Nasional 2016 dengan Pimpinan Media Massa di Gedung Lemhannas, Jakarta, kemarin.

Menurut Agus, maraknya ideologi radikal dapat memicu keretakan negara.

Karena itu, dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan media massa.

"Perlu persepsi yang sama untuk membangun sinergi berbangsa dan negara."

Saat ini, lanjutnya, masa transisi demokrasi.

Alhasil, masih banyak komponen bangsa yang berbeda pandangan terutama pandangan politik, menyelesaikan melalui cara nondemokrasi atau dengan cara paksaan.

Agus mengatakan kondisi ketahanan nasional Indonesia saat ini berada pada indeks kurang tangguh sehingga peran media massa sangat diperlukan dalam mendiseminasi informasi yang konstruktif.

Berdasarkan potret pengukuran yang dilakukan Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) per Oktober 2016, kondisi ketahanan nasional Indonesia berada pada indeks kurang tangguh dengan skor 2,60.

Ketua Labkurtannas Lemhannas Prof Dr Miyasto menjelaskan, secara agregat indeks ketahanan nasional memang meningkat, tetapi masih berada di posisi kurang tangguh.

Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi kenapa indeks ketahanan nasional dikatakan kurang tangguh, di antaranya jika keuletan dan ketangguhan bangsa dalam posisi lemah.

Meski demikian, dalam jangka pendek negara masih dapat bertahan dari berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan (TAHG).

"Apabila tidak segera ada perbaikan yang signifikan, dalam jangka panjang stabilitas nasional akan goyah," jelasnya.

Ia menambahkan, dalam mengukur indeks ketahanan nasional, ada delapan gatra yang diukur, yaitu geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta gatra pertahanan dan keamanan.

Nusantara Bersatu

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan dan ke-satuan.

Menurut dia, saat ini terindikasi adanya pihak luar yang ingin merusak keutuhan NKRI.

Karena itu, Gatot akan menggelar aksi Nusantara Bersatu pada 30 November untuk menginisiasi penjagaan keutuhan NKRI.

"Kita berkumpul di tiap-tiap provinsi dengan ikat kepala merah putih," katanya di Unpad Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai tak ada potensi makar seperti disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Namun, dia mengaku bahwa potensi adu domba tetap ada.

"Kita waspada," kata mantan KSAD itu di Istana Presiden, Jakarta, kemarin.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin berpesan agar masyarakat tetap melaksanakan salat Jumat di masjid.

"Bagi rakyat yang mau berdemo tanggal 2 Desember kebetulan hari Jumat, tunaikanlah salat Jumat di masjid. Tidak perlu di Jalan Sudirman dan Thamrin," kata Din seusai menghadiri Rakernas II MUI di Hotel Mercure Ancol, Jakut, tadi malam.

Meski belum menerima pemberitahuan untuk aksi 2 Desember, Polda Metro Jaya menyiagakan 27 ribu personel untuk mengantisipasi. (Nic/BU/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya