Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Penghadang Kampanye Djarot Ditangkap

Nic/Jay
23/11/2016 06:10
Penghadang Kampanye Djarot Ditangkap
(ANTARA/Hafidz Mubarak A.)

JAJARAN Polda Metro Jaya kemarin menangkap NS, 52, tersangka kasus penghadangan kampanye calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Kembangan Utara, Jakarta Barat.

“Betul, pukul 15.00 WIB di rumahnya di Kembangan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.

Menurut Awi, NS memang berada di lokasi saat kejadian penghadangan terjadi. Ia merupakan tukang bubur di kawasan tempat Djarot berkampanye. Saat itu, NS sempat berdialog dengan Djarot sebagai pihak yang dituakan kelompok yang menghadang Djarot. “Jadi, saat itu ditanya siapa yang dituakan, NS inilah yang maju.”

Penyidik di Subdit Keamanan Negara Polda Metro Jaya terus memeriksa NS dalam rentang waktu 1 x 24 jam. Yang bersangkutan tidak ditahan lantaran ancaman pidananya hanya sekitar 1-6 bulan penjara.

“Penangkapan juga kita lakukan untuk mempercepat proses pemeriksaan. Kalau dia dipanggil saja, butuh waktu lebih lama. Karena ini dari Bawaslu, prosesnya khusus. Kami hanya punya waktu 14 hari sampai berkas perkara harus P-21,” papar Awi.

Terkait dengan kasus tersebut, penyidik juga telah memeriksa Djarot pada Senin (21/11). Pemeriksaan berkaitan dengan kronologi kejadian. Selain Djarot, Ketua Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Prasetio Edi Marsudi juga dimintai keterangan oleh penyi­dik lantaran berada di lokasi kejadian.

Sebelumnya, Bawaslu menetapkan penghadangan kampanye terhadap Djarot memenuhi unsur pidana. Bawaslu kemudian membuat laporan ke Polda Metro Jaya untuk mengusut tuntas kasus ini.

Djarot yakin ada aktor intelektual penggerak kelompok yang menghadangnya berkampanye. “Berarti ada yang takut kita menang, ada yang khawatir. Makanya kami jadi lebih sabar dan semangat,” ujarnya di Posko Pemenangan Basuki-Djarot, Rumah Lembang, Menteng, kemarin.

Ia mengaku telah bertemu dengan orang yang menghadangnya saat berkampanye dan mereka hanya dijadikan alat oleh elite. “Saya sudah minta ke kepolisian dicari betul aktor intelektualnya siapa.” (Nic/Jay/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya