Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
UNJUK rasa merupakan hak setiap warga negara sebagai bentuk penyampaian aspirasi yang dijamin konstitusi.
Pada saat bersamaan penyampaian aspirasi itu sebaiknya dilakukan dengan damai dan tidak mengganggu hak warga negara lain yang menginginkan ketenteraman.
Itulah benang merah pendapat sejumlah warga Ibu Kota yang dihubungi kemarin mengenai serangkaian aksi dan reaksi yang belakangan marak terjadi terkait dengan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polri pada Rabu (16/11).
Bukan hanya aksi bertajuk Bela Islam II pada Jumat (4/11)--populer disebut 411--yang diklaim diikuti 2,3 juta pengunjuk rasa, reaksi atas aksi itu juga dijadwalkan digelar hari ini di Jakarta dengan tajuk Parade Bhinneka Tunggal Ika.
Aksi direncanakan melibatkan peserta dalam jumlah yang juga masif.
Tak hanya itu, aksi susulan yang diberi tajuk Bela Islam III pun telah dijadwalkan bakal berlangsung Jumat (2/12).
Bagi Rany Anjani Subachrum, 25, penyampaian aspirasi semacam itu sah-sah saja.
Namun, jika boleh memilih, Rany sebagai warga ingin suasana Jakarta yang lebih sejuk dan tidak ada lagi ekspresi yang membuat warga khawatir.
"Pengennya damai aja, enggak usah ada aksi. Walaupun aksi 411 damai, karena pemberitaan media sebelumnya, masyarakat jadi takut sendiri, terutama yang kerja di sekitar istana," terang warga Jakarta Barat itu.
Sama seperti Rany, warga Jakarta lainnya, Imaniuri, 28, mendambakan suasana tenang tanpa hiruk pikuk massa yang berisiko ricuh.
Perempuan yang bekerja di kawasan Jl Thamrin, Jakarta Pusat, itu berharap unjuk rasa berjalan tanpa melanggar hukum.
Aksi harus murni membawa aspirasi dan tak boleh ditunggangi kepentingan lain.
Warga Ciganjur, Jakarta Selatan, Amprin Hadi, 54, juga menginginkan hidup tenang dan iklim politik yang tenteram.
Ia tidak setuju jika aksi lanjutan jadi digelar Jumat (2/12).
"Pengennya aksi kan cukup sudah yang kemarin (4/11)," papar pengemudi taksi berbasis aplikasi tersebut.
Di tempat terpisah, Linda Astri Dwi Wulandari, 24, menganggap aksi-aksi lanjutan tidak perlu lagi karena proses hukum atas Ahok sudah berjalan.
Istigasah
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan perjuangan untuk meraih kemerdekaan tidak hanya dilakukan oleh militer, tapi juga melibatkan komponen masyarakat dan pemuka agama.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya seluruh bangsa Indonesia menghargai nilai perjuangan dengan tetap menjaga keutuhan NKRI.
Gatot menegaskan hal itu saat menggelar istigasah dan doa keselamatan bangsa bersama ribuan prajurit TNI-Polri serta masyarakat di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, kemarin.
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menambahkan pihaknya memberikan penghargaan tinggi atas inisiatif TNI menggelar doa bersama.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi tanda untuk semakin mempererat persatuan bangsa.
Dalam kesempatan itu, kelompok pengajian dan anak yatim, juga Ustaz Arifin Ilham, mendoakan Ahok agar mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Di dalam doa tersebut, Arifin menyatakan bersyukur karena kehadiran Ahok dan adanya kasus dugaan penistaan agama telah berdampak positif bagi umat Islam.
"Karena beliaulah kami bersatu." (Nyu/Nur/Cah/Ssr/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved