Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAYAN Mirna Salihin diketahui mengalami kejang seusai menyeruput es kopi diduga bersianida. Namun, ahli patologi dari Australia, Beng Beng Ong tak berani menyimpulkan kalau kejang-kejang yang dialami Mirna, benar karena sianida.
Alasannya, menurut Beng Ong, racun sianida yang masuk melalui mulut butuh waktu sekitar 30 menit untuk bereaksi. Sementara, dari rekaman kamera pengintai Kafe Olivier yang dia terima, Mirna terlihat kejang-kejang tak sampai lima menit usai meminum kopi.
"Mesti ada pemeriksaan. Kalau koleps dalam waktu lima menit saya tidak bisa simpulkan kena sianida," kata Beng Ong yang menjadi saksi ahli dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (5/9).
Melihat efeknya yang relatif singkat, Beng Ong, tak berani buat sekedar mencurigai Mirna kolaps karena sianida. Dia malah bakal lebih dahulu kemungkinan penyebab lain. "Saya akan mempertimbangkan penyebab lain, termasuk penyakit yang ada pada tubuh secara alami," tambah Beng Ong.
Beng Ong memaparkan, efek sianida biasanya relatif lebih lambat jika masuk lewat mulut, hal itu tergantung dosisnya. Lebih banyak dosis yang masuk, lebih cepat bereaksi. "Dalam kasus ini mengacu pada dosis sianida. Biasanya diikuti munculnya efek klinis dalam waktu 30 menit," ujar Beng Ong.
Efek sianida, justru relatif lebih cepat jika terhirup. Sebab, sianida akan langsung menuju paru-paru, apalagi, dosisnya tinggi. "Akan menyebabkan kematian cukup cepat," kata ahli dari Universitas Queensland Australia itu. (MTVN/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved