Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
EKONOM dan Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman S Simandjuntak berpendapat seorang calon baik capres-cawapres maupun wakil rakyat yang akan dipilih pada Pemilu 2024 bisa terungkap sinyal kepribadiannya dari bahasa-bahasa yang mereka ungkapkan dalam sebuah kampanye Pemilu.
Menurut Djisman, bahasa ialah pembeda utama antara manusia dan hewan. “Kita bisa menggunakan bahasa untuk menyembunyikan niat, mengungkapkan rasa murka, belas kasih, kagum, berandai-andai, dan lain-lain," ujar Djisman pada diskusi publik bertema Bahasa dan kampanye Pemilu yang digelar Universitas Prasetiya Mulya dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), di Jakarta, Kamis (9/11).
Baca juga: Kampanye Adalah: Metode, Tujuan, dan Cara Melakukan
Ikut hadir, sejumlah pemerhati bahasa antara lain Sastrawan dan Rektor IKJ 2016-2020 Seno Gumira Ajidarma, Dosen Desain Komunikasi Visual IKJ Iwan Gunawan, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Indonesia (UI) Prof Zeffry Alkatiri, dan Guru Besar Ilmu Marketing Universitas Prasetiya Mulya Prof Agus W Soehadi.
Djisman berpendapat umumnya kita sering terpengaruh dari bahasa yang dipakai seseorang. Seperti ketika zaman kolonial dulu, kalau Presiden Soekarno akan berpidato, banyak orang berbondong-bondong berkumpul, termasuk yang tidak dapat langsung mendengar bergegas mendekati radio dan dengan seksama mendengarkan.
Dari pidato itu, banyak orang bersemangat, bergairah memperjuangkan kemerdekaan. Maka, Djisman mengajak agar para pendengar dalam kampanye memperhatikan gaya bahasa yang dipergunakan capres-cawapres dan calon anggota legislatif (caleg) agar menemukan sesuatu yang berharga dari perbedaan-perbedaan mereka, demi bisa mendapatkan pertimbangan yang baik saat akan memilih mereka dalam Pemilu 2024 nanti.
Baca juga: Efektivitas Iklan Politik Capres di Media Massa
Sastrawan Seno Gumira Ajidarma menyampaikan masyarakat perlu kritis dalam membaca, mendengar, dan menyaksikan sebuah kampanye di media.
Menurut Seno, yang penting untuk disadari masyarakat dalam memahami sebuah kampanye pemilu adalah literasi bahwa apapun yang dilihat dan didengar dalam kampanye pemilu umumnya diterima melalui media.
Seno melanjutkan umumnya bahasa kampanye itu dapat dianalisa bila kita bersikap kritis. Kampanye baik dan buruk bisa dianalisis. Ada kampanye yang disajikan dengan gaya bahasa eufemisme atau menyerang secara halus.
“Itu boleh-boleh saja. Namun, terpenting bagi kita adalah membentengi diri dengan sikap kritis. Yang pertama yakni menyadari bahwa (berita dan isi kampanye) adalah konstruksi. Konstruksi bisa baik, bisa buruk."
"Dengan sikap kritis dan pengamatan seperti itu, dapat terhindar dari informasi-informasi tidak benar dan nyata sehingga kita tak mudah jadi korban kampanye yang buruk," pungkas Seno.
Baca juga: KPU Larang Peserta Pemilu Kampanye Pemilu 2024 di SMA
Guru Besar Ilmu Sejarah UI Prof Zeffry Alkatiri menambahkan akademisi turut berperan dalam hal kampanye pemilu yakni menyadarkan masyarakat bahwa semua yang dilakukan dalam kampanye adalah perebutan ruang-ruang framing.
"Tugas akademisi semestinya mengedukasi masyarakat mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses kampanye dan apa yang umumnya dibuat tim kampanye calon tertentu guna menciptakan framing-framing atau dulu dikenal sebagai propaganda yang bakal disampaikan kepada masyarakat," tutup Zeffry. (RO/S-2)
Dalam kampanye ini, pengguna cukup menyelesaikan sejumlah perjalanan mobil menggunakan aplikasi inDrive
Gerakan sosial rentan terhadap disinformasi dan kebisingan dari buzzer yang mengaburkan informasi.
Melalui kampanye ini, diharap masyarakat melihat skin-tightening bukan hanya sebagai perawatan, tapi juga bentuk investasi perawatan diri yang memberdayakan.
ARYADUTA Bali secara resmi meluncurkan kampanye kuliner tahunannya, Sapta Rasa, yang kini memasuki tahun ketiga.
Earth Hour bukan hanya tentang memadamkan lampu selama satu jam, tetapi juga bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif dan aksi nyata dalam melindungi lingkungan.
Kemenag berinovasi dalam mengembangkan ekosistem wakaf produktif dengan meluncurkan program Kemenag Go Green: Green Theology untuk Menjawab Tantangan Lingkungan.
Rifqi mengeluhkan bahwa isu kepemiluan selalu hadir. Meski pesta demokrasi itu sudah beres
Partisipasi pemilih tidak ditentukan oleh desain pemilu, tetapi oleh kekuatan hubungan antara pemilih dan para kontestan.
PARTAI Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai pemilu terpisah tidak berpengaruh terhadap sistem kepengurusan partai. Namun, justru berdampak pada pemilih yang lelah.
PAKAR hukum Pemilu FH UI, Titi Anggraini mengusulkan jabatan kepala daerah dan anggota DPRD provinsi, kabupaten, dan kota yang terpilih pada Pemilu 2024 diperpanjang.
GURU Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Umbu Rauta menanggapi berbagai tanggapan terhadap putusan MK tentang pemisahan Pemilu.
PEMISAHAN pemilu tingkat nasional dan lokal yang diputuskan Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai keliru. Itu harusnya dilakukan pembuat undang-undang atau DPR
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved