Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

GKR Hemas Minta Pencasila Terus Disosialisasikan

Ardi Teristi Hardi
18/3/2021 10:06
GKR Hemas Minta Pencasila Terus Disosialisasikan
Anggota DPD RI GKR Hemas(MI/Agus Utantoro)

ANGGOTA DPD RI GKR Hemas memyampaikan, belakangan ini, kita memang banyak berhadapan dengan masalah intoleransi dan radikalisme.

"Inilah perlunya kami sebagai Senator untuk terus menyosialisasikan Pancasila," kata dia dalam Sambutan Sosialisasi Pancasila di Kantor DPR RI DIY, Rabu (17/3).

Di Yogyakarta, lanjut dia, semangat Pancasila dan semangat persatuan dan kesatuan terwujud dalam rasa tepo seliro, budaya toleransi, sopan santun, mikul dhuwur mendhem jero, dan berbagai ajaran lain. Semua ajaran ini sudah ada sejak zaman nenek moyang sejak sebelum Indonesia Merdeka.

Baca juga: Golkar Institute Siap Buat Kebijakan Partai Berbasis Sains

Dalam menghadapi masalah intoleransi dan radikalisme, terang GKR Hemas, hendaknya kita berpegang kepada tiga hal.

"Pertama, jangan pernah keluar dari Budaya Adhiluhung Jogja," pesan dia.

Menurut dia, banyak budaya baru yang datang, baik dari Amerika, maupun dari Timur Tengah. Kita pun tidak perlu memperlakukan mereka dengan cara yang buruk, jangan ikut menjadi kasar atau tidak sopan. Segala tindakan kita harus berdasarkan sifat luhur, budaya, dan kearifan Jogja.

"Kedua, utamakan pendekatan persuasif, ajak mereka untuk berdiskusi," terang dia.

Menurut Hemas, semua manusia memiliki hambatan psikologis karena kepercayaannya masing-masing. Bila kita memberikan penjelasan secara masuk akal dan sopan, mereka akan mengerti. Banyak orang yang terpapar radikalisme sebenarnya merupakan orang yang baik, hanya saja belajar kepada guru yang salah.

"Ketiga, jalur hukum selalu terbuka," lanjut dia.

Aparat kepolisian tentu dengan senang hati membantu mengatasi masalah radikalisme. Demikian juga petugas dari kejaksaan akan segera memproses semua orang yang hendak melawan hukum.

"Tindakan intoleran dan radikal adalah tindakan yang melawan hukum, jadi akan sangat mudah memprosesnya di pengadilan," ucap Hemas.

Hemas pun mengajak masyarakat agar membiarkan umat beragama dan beribadah dengan baik, dapat menjalankan keyakinannya dengan tenang tanpa terganggu oleh kelompok intoleran dan radikal yang selalu merasa benar sendiri. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya