Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Soal Benci Produk Asing, Jokowi: Kan Boleh Saja tidak Suka

Andhika Prasetyo
05/3/2021 11:09
Soal Benci Produk Asing, Jokowi: Kan Boleh Saja tidak Suka
Presiden Joko Widodo(MI/Ramdani)

PRESIDEN Joko Widodo mengulangi pernyataan kerasnya terkait penggaungan benci produk luar negeri. Jokowi menekankan bahwa tidak ada yang salah dengan sikap tersebut. Sebagai anak bangsa, memang sudah semestinya masyarakat Indonesia bangga menggunakan produk-produk negeri sendiri.

"Kemarin saya sampaikan untuk cinta produk indonesia dan benci pada produk asing. Masa tidak boleh? Kan boleh saja tidak suka produk asing. Gitu aja kok ramai?" ujar Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3).

Semestinya, dengan munculnya ajakan benci produk luar negeri, masyarakat Tanah Air terutama para pelaku usaha semakin bersemangat. Mereka harus mulai meningkatkan kualitas secara signifikan, memperbaiki desain dan kemasan produk. Harga yang ditawarkan juga harus kompetitif.

"Ini yang akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap produk lokal," ucapnya.

Baca juga: Jokowi: Katakan Tidak pada Brand Luar Negeri

Kepala negara pun terus menyampaikan kepada kementerian dan lembaga serta BUMN untuk memperbesar tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada seluruh proyek pemerintah yang mereka tangani.

Ia meminta jangan sampai ada lagi proyek-proyek pemerintah yang dijalankan dengan bertumpu pada barang-barang impor.

"Seperti pipa. Itu kita sudah prdouksi banyak tapi masih impor. Untuk apa? Padahal dipakai untuk proyek-proyek pemerintah, untuk BUMN. Itu angkanya gede sekali. Kita yang harus memulai tidak suka produk luar negeri. Pemerintah dan BUMN," tegas mantan wali kota Solo itu.

Kendati demikian, Jokowi menegaskan Indonesia sama sekali tidak menganut paham proteksionisme. Indonesia akan selalu menjadi negara terbuka dalam hal perdagangan. Sejarah membuktikan proteksionisme justru hanya akan membawa kerugian bagi negara yang menganutnya.

"Kita hanya tidak mau jadi korban praktik ketidakadilan dari perdagangan dunia. Saya tidak mau itu. Kita harus memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri karena ini besar sekali, 270 juta penduduk dan daya beli yang sangat besar untuk mendongkrak ekonomi kita," jelas Jokowi.

Investor yang hendak menanamkan modal di dalam negeri juga dituntut untuk membangun pabrik di Indonesia dan menggunakan bahan baku dari dalam negeri

Kalau hasil produksi mau diekspor, silakan. Tapi kita maju bersama-sama. Jangan mereka dapat untung kita jadi penonton, tidak boleh seperti itu lagi," ungkap Presiden.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya