Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PEMERINTAH diharapkan bisa melindungi aktivis hak asa si manusia (HAM) di sektor lingkungan hidup yang ada di Papua. Pemerintah juga harus menghindarkan tindakan kriminalisasi dan kekerasan yang dilakukan terhadap para aktivis lingkungan hidup tersebut.
“Pemerintah harus memberi perlindungan khusus dari ancaman pembalasan yang dilakukan terhadap aktivis ini. Pekerjaan ini dilindungi UU,” kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid saat memberi tanggapan dalam diskusi secara daring Penyampaian Laporan Kondisi Pembela HAM atas Lingkungan di Tanah Papua, kemarin.
Usman merujuk ke laporan yang dibuat Yayasan Pusaka Bentala Rakyat yang melakukan pemantauan dan pendampingan kepada pembela HAM atas pembangunan food estate yang memperoleh ancaman di Papua dan Papua Barat.
Menurut Usman, dirinya melihat ancaman yang didukung aparat negara untuk menghentikan laporan yang dilakukan sejumlah aktivis lingkungan yang menentang program tersebut. “Sikap aparat negara terkesan tidak netral dalam menanggapi partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Ada serangan pribadi yang dilakukan terhadap aktivis ini agar tidak mendapat dukungan dari masyarakat,” ungkapnya.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa ancaman didominasi konfl ik agraria dan lingkungan akibat kemudahan investasi tanah skala luas yang diberikan kepada industri perkebunan dan kehutanan dengan mengabaikan hak-hak orang asli Papua.
Bentuk ancaman yang terjadi kepada pembela HAM atas lingkungan mulai ancaman psikis, serangan fi sik, penggunaan senjata tajam, ancaman pemidanaan, pengabaian laporan pidana, fi tnah penggunaan ilmu hitam, streotip gerakan separatis, hingga menciptakan konfl ik di antara pembela HAM dan keluarga.
Menurutnya, aparat negara seperti berkolaborasi dengan pengusaha untuk mengabaikan proses partisipasi yang dilakukan masyarakat adat di Papua atas perizinan yang dikeluarkan di atas tanah adat mereka. “Karena itu, seharusnya negara melakukan investigasi dan menuntut pelaku teror atas masyarakat adat yang menentang pengambilalihan tanah mereka,” ujarnya.
Sementara itu, anggota DPD RI asal Papua Filep Wamafma menyebutkan saat ini belum ada komitmen pemerintah dalam menuntaskan persoalan pelanggaran HAM di Papua. “Pemerintah sepertinya tidak bisa merumuskan kebijakan terkait pelanggaran HAM di Papua. Ada semacam pembungkaman terhadap protes yang dilakukan masyarakat Papua,” ujarnya.
Ia melihat adanya persoalan generalisasi yang dilakukan pemerintah yang ternyata tidak diimplementasikan di Papua. Sementara itu, pemerintah daerah ternyata belum bisa menyentuh substansi persoalan yang dibicarakan masyarakat lokal. “Karena itu, kita perlu melindungi berbagai aktivitas yang dilakukan untuk melindungi masyarakat lokal di Papua,” pungkasnya. (Che/P-1)
Indonesia mengedepankan upaya dialog dalam penanganan keamanan di Papua. Itu disampaikan menyusul TNI yang disebut melumpuhkan Mayer Wenda
Dia menjelaskan pihaknya menyampaikan harapan agar dukungan masyarakat terhadap proses demokrasi ini terus menguat.
Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Papua diresmikan.
BMKG mencatat bahwa terjadi tsunami kecil di perairan Indonesia akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia. Gelombang tsunami tersebut paling tinggi sekitar 20 cm.
BMKG Wilayah V Jayapura melaporkan bahwa tujuh daerah di Tanah Papua berisiko terdampak akibat gempa besar berkekuatan 8,7 magnitudo
WAKIL Presiden Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai usulan sejumlah pihak agar dirinya berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur atau Papua.
MK menolak lima gugatan yang diajukan sejumlah pemohon berkaitan dengan pengujian formil dan materiil UU TNI
selama ini lebih dari 50% lembaga di Indonesia sudah memberikan layanan menggunakan UU TPKS.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk mengkampanyekan 'Zero Emmision Fund' yang menjadi inisiatif dari perusahaan tersebut
Gajah Tidur yang Terbangun: 50 Tahun Inovasi Digital Metrodata.
Fenomena demokrasi cukong merupakan bentuk nyata dari kolaborasi antara oligarki partai politik dan kapitalis.
Tujuan retret ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang pengalaman hidup minoritas Muslim yang beragam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved