Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Peran Tokoh Agama Sentral Cegah Radikalisme

Cahya Mulyana
30/12/2020 23:27
Peran Tokoh Agama Sentral Cegah Radikalisme
Ilustrasi(Antara)

TOKOH agama dinilai memiliki posisi angat strategis untuk menjaga nilai-nilai luhur ajaran agama. Ketika digunakan sekelompok orang untuk kepentingan radikal, tokoh agama menjadi garda paling depan untuk memberikan pencerahan.

“Bagi kita agama apapun berkewajiban untuk menjaga nilai yang diajarkan dan diwariskan, karena itu peran tokoh agama sangat sentral ketika isu agama digunakan kelompok radikal intoleran mencapai tujuan tertentu,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar pada acara bertajuk Sarasehan dan Muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT di Jakarta, Rabu (30/12).

Pada kesempatan ini hadir Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj, dan Ketua Umum Nahdlatul Wathan Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, serta jajaran pejabat BNPT antara lain Sestama BNPT Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Bidang Penindakan dan Penegakkan Hukum Irjen Pol Budiono Sandi, serta Deputi Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto.

Menurut Boy, nasionalisme para tokoh agama sangat efektif digunakan untuk memerangi penyebaran paham radikal. BNPT pun mengajak semua pemuka dan tokoh agama untuk bersatu menjaga kesucian dan nilai luhur agama dari kaum radikal.

Maka, kata dia, BNPT sangat bangga menggelar acara sarasehan dan muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama Dalam Rangka Pencegahan Terorisme yang sebelumnya dibentuk pada 26 November 2020.

"Kegiatan ini merupakan ajang penyusunan rencana kerja Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT tahun 2021 mendatang, kegiatan ini juga dihadiri oleh 23 ormas dan 99 ketua umum dan pimpinan tertinggi dari organisasi masyarakat dari lintas agama," paparnya.

Boy Rafli menambahkan, BNPT dan para pemuka agama perlu keterpaduan program dan kinerja di lapangan dalam rangka memberikan, menyampaikan, mensosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa, dan agama masing-masing yang dilakukan secara benar tanpa harus saling menyakiti.

“Kami melihat sangat strategis apabila tokoh-tokoh agama menyandingkan nilai agama dan nilai nasionalisme, dan semangat dalam menjaga keutuhan NKRI," jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa tokoh agama masa lalu menyandingkan ajaran agama dengan nasionalisme. Dampaknya bangsa ini dapat lepas dari penjajahan yang dilakukan bangsa asing.

Boy mengharapkan Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT ini. Pasalnya, beberapa mainstream dari kejahatan terorisme dengan latar belakang paham radikal intoleran dilandaskan adanya pihak yang senantiasa menggunakan isu agama.

Isu itu digunakan untuk kepentingan yang keluar dari tujuan yang digariskan ajaran agama. Misalnya membunuh sesama manusia atau mengganggu ketentraman dengan dalih perbedaan aqidah.

“Kami berkeyakinan isu terorisme, radikal intoleran ini dapat kita atasi bersama dengan membuka ruang komunikasi berupa gugus tugas, baik intra masing-masing maupun lintas agama agar tidak terjadi mispersepsi, kesalahpahaman dengan apa yang terjadi karena isu agama bisa menjadi isu yang sangat sensitif,” pungkasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik