Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KEPOLISIAN diminta menggelar rekonstruksi kasus kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) yang terjadi 22 Agustus lalu. Dugaan bahwa rokok para tukang bangunan menjadi penyebab kebakaran markas Korps Adhyaksa menimbulkan keraguan di masyarakat.
“Saya mohon kepada Bareskrim Polri segera melakukan rekonstruksi di gedung Kejaksaan Agung,” kata Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI)
Boyamin Saiman dalam keterangan tertulis yang dikutip Medcom.id, kemarin. Boyamin ingin penyidik Polri mereka ulang kejadian, terutama demi memperjelas peran dan keterlibatan delapan tersangka.
Rekonstruksi itu diminta dilakukan mulai api muncul hingga padam. “Apakah memang betul mereka berusaha memadamkan. Kalau memang berusaha memadamkan, tentu kan bisa padam,” ungkap Boyamin.
Ia mengatakan reka ulang diperlukan agar kecurigaan-kecurigaan yang muncul di tengah masyarakat terjawab. Reka ulang jika perlu diliput media massa dan ditayangkan langsung agar transparan. “Pada posisi tertentu, masyarakat bisa memberikan penilaian,” tutur Boyamin.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menetapkan delapan tersangka dalam kasus kebakaran Kejagung yang terjadi dua bulan silam itu. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Ferdy Sambo mengungkapkan kelalaian menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut.
Kelalaian terjadi ketika gedung Kejagung tengah direnovasi, khususnya di lantai 6 yang terdapat beberapa pekerja bangunan. Para tersangka mencakup ialah Direktur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kejagung berinisial NH, Direktur PT ARM berinisial R, lalu lima tukang berinisial T, H, S, K, IS dan mandor berinisial UAN.
Polisi menyimpulkan penyebab kebakaran gedung Kejagung karena faktor kelalaian kelima tukang yang merokok di tempat kerja, yakni lantai 6 Ruang Biro Kepegawaian. Lokasi itu merupakan titik awal api.
Api menjalar dengan cepat karena minyak pembersih Top Cleaner yang tersimpan di lantai tersebut mengandung bahan mudah terbakar. Minyak itu disediakan pejabat Kejagung berinisial NH dan dipasok R.
Ferdy mengatakan seharusnya NH mengetahui kandungan dalam Top Cleaner. Laboratorium Forensik Polri menemukan Top Cleaner memiliki kandungan minyak lobi, yakni ada fraksi solar dan tiner di dalamnya. Selain itu, Top Cleaner tidak memiliki izin edar dari pemerintah.
“Harusnya tahu, makanya seharusnya jangan digunakan, tapi dia gunakan selama dua tahun ini,” kata Ferdy ketika dikonfirmasi, kemarin.
Top Cleaner itu diduga tetap digunakan lantaran harganya yang murah dan terjangkau. Ferdy mengaku belum mencermati mengenai adanya tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan cairan pembersih itu.
Seluruh tersangka dijerat Pasal 188 KUHP tentang Kelalaian yang menyebabkan kebakaran juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP. Mereka terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.
Sisi humanis
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan mempertanyakan sisi humanis penyidik saat menetapkan para tukang sebagai tersangka. Seharusnya yang patut dijadikan tersangka ialah mereka yang paling memenuhi unsur pidana.
“Enggak perlu banyak dijadikan tersangkanya, yang memang palinglah, paling memenuhi unsur saja. Kasihan juga itu orang kecil yang dia enggak tahu,” cetusnya. (Tri/P-2)
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menetapkan Cheryl Darmadi sebagai daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit
pengerahan rantis TNI di kantor Kejaksaan Agung jangan sampai menimbulkan kekhawatiran adanya tindakan intimidatif.
Kendaraan taktis tersebut merupakan bagian dari pengamanan sekretariat tim gabungan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH)
Sistem serta proses penegakkan hukum di Indonesia dituding sebagai alat permainan politik semata.
Mobil-mobil mewah tersebut terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang.
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menegaskan terdakwa kasus dugaan korupsi importasi gula Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong akan bebas dari tahanan Jumat (1/8/2025) malam ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved