Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut Indonesia adalah negara yang sangat cocok menjadi tuan rumah perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction. Hal itu karena negeri ini memiliki banyak pengalaman terkait penanganan berbagai jenis bencana.
Berdasarkan data Bank Dunia, Indonesia merupakan satu dari 35 negara dunia yang memiliki risiko bencana tertinggi. Masih jelas dalam ingatan bagaimana gempa yang diikuti tsunami memporak-porandakan Aceh dan wilayah sekitarnya pada 2004 lalu.
Dari situ, Indonesia mempelajari bahwa bencana tersebut bukanlah yang pertama. Ribuan tahun silam, peristiwa serupa terjadi beberapa kali di lokasi yang sama.
Belum lama ini, pada 2018, tiga bencana besar juga menimpa Tanah Air. Pertama ialah gempa yang memicu tsunami di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tidak lama berselang, gempa yang diikuti likuefaksi dan tsunami terjadi di Palu, Sulawesi Tengah. Kemudian, tsunami di Selat Sunda karena longsoran Gunung Anak Krakatau.
Selain itu, Indonesia mengalami musim kemarau yang kerap memicu kebakaran lahan. Ketika musim hujan, bencana lain berupa banjir juga terus mengintai.
Semua pengalaman pahit itu memaksa Indonesia untuk belajar, menganalisa penyebab dan bagaimana cara mengantisipasi bencana-bencana tersebut. "Semua itu kita manfaatkan sebagai kasus pembelajaran untuk mengantisipasi hal-hal serupa di kemudian hari," ujar Kepala BNPB Doni Monardo seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Kamis (15/10).
Ia mengklaim bahwa Indonesia mampu menangani dan melewati masa darurat bencana dengan baik. "Kita punya TNI yang dilibatkan dalam operasi militer selain perang. Itu menjadi salah satu kekuatan kita yang akan kita perkenalkan kepada dunia," tuturnya.
Doni menambahkan pemerintah memiliki kebijakan pascabencana yang efektif. Hal itu terbukti dari bangkitnya kembali industri pariwisata di Lombok, Palu, dan pesisir Banten dalam waktu yang cukup cepat.
Di luar bencana alam, Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia saat ini juga tengah berjuang untuk terlepas dari bencana nonalam yakni pandemi covid-19. Apa yang terjadi sekarang akan menjadi pelajaran dan pengalaman berharga bagi dunia sehingga hal serupa tidak terulang kembali di masa depan.
"Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak UN (PBB) untuk membahas studi kasus terkait covid-19. Tentu kita ingin menunjuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi ini. Kita akan berikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan," tandas Doni.
Baca juga : Indonesia Harus Sukses Jadi Host Konvensi Bencana Internasional
Indonesia akan menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction pada 2022. Bali ditunjuk sebagai lokasi penyelenggaraan ajang internasional yang bakal diikuti sekitar 7.000 peserta dari 193 negara tersebut.
GPDRR merupakan forum dua tahunan yang dibentuk United Nations Office for Disaster Risk Reduction untuk meninjau kemajuan, mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam penanganan kebencanaan. (P-2)
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved