Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Xanana tidak Pernah Sebut Wiji Thukul Perakit Bom

LB. Ciputri Hutabara/MTVN
19/3/2016 09:02
Xanana tidak Pernah Sebut Wiji Thukul Perakit Bom
(Xanana dan putri Wijdi Thukul, Fitri Ngani Wani--Foto: Istimewa)

MANTAN Presiden Timor Leste Xanana Gusmao disebut tak pernah menyebut Wiji Thukul sebagai perakit dan pemasok bom di Timor Leste. Hal ini ditegaskan langsung oleh Ketua Panitia acara ACBN (Associacao Dos Combatentes Da Brigada Negra), Nuno Corvelo Laloran. Di acara inilah anak Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani, menerima penghargaan atas perjuangan ayahnya.

Nuno menegaskan Xanana yang juga pimpinan dari asosiasi ACBN tak pernah menyebutkan Wiji seperti yang dibagikan dari akun media sosial Path 'ndorokakung'.

"Tidak benar bahwa Wiji Thukul adalah orang Indonesia yang memasok dan merakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI," tegas Nuno dalam rilis yang diterima Jumat (18/3).

Dia menjelaskan dalam acara penghargaan yang dihelat di Dili, Timor Leste, tersebut Fitri Nganthi Wani menerima sertifikat penghargaan mewakili ayahnya bersama para aktivis demokrasi Indonesia dijaman Orde Baru. Adapun beberapa aktivis yang menerima penghargaan tersebut adalah Budiman Sudjatmiko, Dita Indah Sari, Danial Indrakusuma dan Wilson.

Kemudian ada pula Bima Petrus Anugrah, Jacobus Eko Kurniawan, Petrus Hari Hariyanto, Andi Arief (tidak hadir) dan Fransisca Ria Susanti. "Para penerima sertifikat dianggap memberikan kontribusi penting dalam perjuangan demokrasi dan solidaritas untuk Timor-Leste," terang dia.

Buku itu ditulis Wilson, salah satu aktivis yang pernah tinggal di LP Cipinang bersama Xanana. Disebutkan Wilson, selama di Cipinang, Xanana sudah disapa dengan sebutan presiden.

Acara peluncuran buku itu dilaksanakan Rabu (16/3) di Gedung Delta Nova. Wilson membeberkan bahwa tujuan pokok daripada penerbitan buku tersebut akan mengenang dan mengingatkan kembali masa lalu, ketika Xanana Gusmao masih dalam penjara di LP Cipinang Jakarta pada tahun 1993-1997 silam.

Ia mengatakan, saat itu teman-teman dalam penjara di Cipinang sudah memanggil Xanana sebagai presiden Xanana Gusmão. Istilah itu memang koheren dengan situasi dan konteks Timor Leste merdeka.

“Saya menulis buku ini secara diam-diam, selama penjara di LP Cipinang, Jakarta, Indonesia. Banyak aktivis selama Xanana Gusmão dalam penjara pada tahun 1997 sampai bebas 1998. Buku ini akhirnya menjadi satu buku kecil dan diberi judul Xanana Gusmão Menjadi Presiden Penjara Cipinang,” tandasnya seperti dikutip lifaupress.com.

Menanggapi judul buku itu, Xanana mengatakan, “Saya sangat binggung terhadap buku yang sedang dipublikasikan oleh Dr Wilson. Katanya saya (Xanana) Presiden Cipinang,” kata Xanana disambut tawa dan tepuk tangan meriah. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya