Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Presiden Jokowi Kaji Posisi Wakil untuk Mendikbud Nadiem Makarim

Akmal Fauzi
05/11/2019 09:10
Presiden Jokowi Kaji Posisi Wakil untuk Mendikbud Nadiem Makarim
Menteri Sekretaris Negara Pratikno.(MI/RAMDANI)

PRESIDEN Joko Widodo akan berdiskusi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi Nadiem Makarim soal kebutuhan wakil menteri (wamen). Posisi wamen itu belum akan diputuskan dalam waktu dekat.

"Jadi sampai sekarang ini Presiden belum memutuskan. Nanti pasti akan bicara dengan Mendikbud," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Gedung Krida Bhakti, Jakarta, kemarin.

Menurut Pratikno, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal tanggung jawab serta tugas wakil menteri, tidak serta-merta menjadi wajib mengisi posisi wakil menteri.

"Kalau ada pos posisi kan iya, tapi kan tidak berarti harus selalu diisi. Tapi, kalau dibutuhkan, tentu saja akan diisi," jelasnya.

Di lain sisi, evaluasi atas pelaksanaan tugas wamen juga akan dilakukan setiap saat. Khususnya, berkaitan dengan efektivitas tugas-tugas seorang wamen dalam membantu menteri.

"Ya setiap saat lah (dievaluasi). Tapi, Presiden selalu memberi penugasan juga pada wamen," terang Pratikno.

Presiden telah menunjuk dan melantik 12 wamen untuk membantu kerja sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Meski begitu, mendikbud-Dikti tidak termasuk jajaran pembantu presiden yang diberi wakil menteri.

Pada Minggu (3/11), juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, membantah adanya kabar tentang penambah-an posisi wamen di Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat. "Belum ada informasi terkait (penambahan wamen)," kata Fadjroel saat dihubungi Media Indonesia.

Menurut Fadjroel, menteri dan wakilnya yang telah ditunjuk Presiden tengah fokus menjalankan visi dan misi Presiden. Fadjroel juga membantah komposisi Kabinet Indonesia Maju sebagai bagi-bagi kursi ke partai pendukungnya.

Terpisah, pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan posisi wamen di kabinet periode kedua Jokowi tidak perlu ditambah. Menurut Arya, 12 wamen yang ada sudah cukup untuk mendukung kinerja dan efektivitas kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Jangan sampai kalau terlalu banyak wamen bisa menjadi beban juga bagi kabinet Jokowi," kata Arya.

Ia menjelaskan, saat ini menteri dan wamen yang sudah sepekan dilantik masih dalam proses adaptasi di lingkungan kementerian masing-masing. Ia berharap, persoalan setiap kementerian bisa ditampung hingga menghasilkan program yang mendukung visi presiden.

"Secara umum, mereka para menteri masih dalam tahap adaptasi antarkementerian. Para menteri juga harus memberikan pandangan kepada pejabat di lingkungannya terhadap program ke depan," jelasnya. (Mal/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya