Kombinasi Akademisi dan Militer Dinilai Ideal Jadi Menhan

Mediaindonesia.com
27/9/2019 07:25
Kombinasi Akademisi dan Militer Dinilai Ideal Jadi Menhan
Guru Besar Manajemen Stratejik Pertahanan Fakultas Ekonomi UNJ, Letjen TNI (Purn) Prof DR Syarifuddin Tippe MSi.(Ist)

BURSA menteri Kabinet Jokowi Jilid 2 kembali santer terdengar, apalagi menjelang pelantikan, ingarnya semakin terasa.

Karena itu, pembahasan kriteria calon pembantu Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk menentukan nama-nama anggota kabinetnya menjadi penting jika melihat kriteria yang harus diketengahkan.

Dari perspektif akademisi,  Prof DR Dedi Purwana ES MBus, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, menilai bahwa saatnya Presiden Jokowi pada periode kedua kepemimpinannya memilih calon menteri berdasarkan lima kriteria.

Pertama profesionalitas, yakni melihat dari rekam jejak, pengalaman sesuai bidang kementerian yang akan dijabatnya.

Kedua, mempunyai kapasitas intelektual yang mumpuni dan sesuai dengan adagium lama, the right man on the right job.

Adapun yang ketiga yakni integritas dan moral. Hal tersebut harus jadi pijakan kuat untuk menjadikan sebagai pejabat publik punya benteng moral yang kuat.

Keempat akuntalibilitas. Sebagai pejabat publik, harus merepresentasikan suara rakyat, akuntabilitas dalam arti bertanggung jawab bukan saja kepada presiden, tetapi juga kepada rakyat.

Kelima, punya kemampuan mengambil kebijakan, biasanya kebijakan publik seringkali terseret oleh kepentingan bangsa, imbas dari keputusannya untuk masyarakat dan harus proporsional.

"Itu harapan akademisi. Jika kelima syarat tersebut terpenuhi, mau dari partai politik atau pun profesional, saya yakin menteri tersebut akan mampu memecahkan dengan baik isu-isu yang saat ini belum selesai," katanya di Jakarta, Kamis (26/9).

Terkait dengan kursi Menteri Pertahanan, Prof Dedi memiliki penilaian yang lebih spesifik. Menurutnya, Menhan ke depan harus sosok yang benar-benar mengerti soal pertahanan.


Baca juga: Diduga Posting Ujaran Kebencian, Dandhy Laksono Ditangkap


"Sebaiknya ada kombinasi antara akademisi dan militer. Jika kombinasi tersebut digabungkan, maka akan ideal, intelektual akademis ada, karier militernya ada, saya yakin kedua kombinasi kemampuan kalau melekat pada satu orang, saya kira cocok untuk duduk di kursi Menhan,” katanya.

Dedi beralasan bahwa Menhan yang demikian itu akan mampu mengkaji dan menganalisis isu-isu pertahanan untuk melindungi NKRI dari ancaman infiltrasi dan keluar negeri juga bisa show of force bahwa perahanan Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.

Ia pun melihat sosok militer yang punya jejak rekam akademisi yang teruji dan militer itu ada pada Letjen TNI (Purn) Prof DR Syarifuddin Tippe MSi, yang saat ini menjabat sebagai Guru Besar Manajemen Stratejik Pertahanan Fakultas Ekonomi UNJ.

"Awalnya saya ragu dengan kapasitas beliau secara akademisi, tetapi setelah dia bisa beradaptasi dengan dunia akademisi yang egalitarian, dan mampu memotivasi dosen-dosen muda untuk mengejar gelar Guru Besar atau Profesor, dan saat sedang dilakukan, serta kemampuannya membimbing salah satu peserta didik program doktoral FE UNJ untuk masuk ke jurnal ilmiah bereputasi Q1, secara akademis beliau sudah tunjukkan," katanya.

Secara profil, sambung Prof Dedi, selama ini banyak guru besar yang tidak mau mengajar di jenjang pendidikan D3 atau S1, namun berbeda dengan Syarifuddin.

"Justru dia mau mengajar di semua jenjang, alasannya agar ia bisa mengajarkan cinta negara dan bela negara kepada generasi milenial saat itu, agar tidak muda terpapar infiltrasi paham ideologi dari luar yang mengancam kedaulatan NKRI, di sela-sela mengajar beliau sisipkan materi tersebut, inilah inovasi yang beliau lakukan dalam dunia akademis," ujarnya.  

Sebagai akademisi, ia pun menginginkan sosok Menhan yang punya gabungan kompetensi intelektual seperti Prof Juwono Sudarsono dan punya karier militer seperti Ryamizard Ryacudu. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya