Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Setelah #GejayanMemanggil, Muncul #TurunkanJokowi

Thomas Harming Suwarta
24/9/2019 11:06
Setelah #GejayanMemanggil, Muncul #TurunkanJokowi
Massa aksi yang terdiri dari sejumlah mahasiswa melakukan demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto)

PROPAGANDA digital melalui perang tagar dicermati secara seksama oleh Ismail Fahmi, Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, yang secara konsisten memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online berbasis teknologi big data.

Dalam temuannya, hingga Selasa (24/9), Ismail Fahmi mencoba menjelaskan beberapa temuannya yang mampu mengungkap fakta di tengah viralnya tagar aksi mahasiswa #gejayanmemanggil, ternyata muncul juga hashtag lain #TurunkanJokowi yang menempati trending topic kedua Twitter, Selasa (24/9) pagi ini.

Untuk analisanya ini, Ismail Fahmi mencoba membandingkan hashtag tersebut dengan hashtag #GejayanMemanggil.

"Ada yang bertanya kepada Drone Emprit, siapa yang membuat tagar #TurunkanJokowi? Saya coba buat analisis singkat, dengan membandingkan pola tagar tersebut dengan #GejayanMemanggil. Seperti apa hasilnya?" cuit Ismail.

Baca juga: Polisi Pasang Kawat Berduri di Depan Gedung DPR/MPR

Ia jelaskan, "Ternyata ada dua cluster besar. Tagar #TurunkanJokowi ternyata bukan bagian dari mereka yang mengangkat #GejayanMemanggil. Seperti buatan oposisi."

Dari hasil amatan dia, memang ada korelasi yang kuat antara kedua kelompok ini, yang mana kelompok oposisi sangat kencang mendukung kellmpok mahsoswa tetapi mahasiswa ternyata tidak memberikan dukungan terhadap tagar yang dinakkkan oposisi dengan #turunkanjokowi.

"Kita zoom SNA kedua tagar tersebut. Di antara kedua cluster tampak relasi yang kuat. Menandakan dukungan oposisi yang besar kepada gerakan mahasiswa #GejayanMemanggil. Namun oposisi ternyata juga punya tagar baru #TurunkanJokowi. Akun mahasiswa tidak mengamplifikasi tagar ini."

Ia lalu menyimpulkan gerakan mahasiswa seperti ini memang sangat muda ditunggangi. Mahasiswa, kata dia, harus cerdas dan bijak.

"Closing. Gerakan mahasiswa seperti ini bakal mudah disusupi. Narasi baru di luar tuntutan mahasiswa bisa muncul baik di media sosial, atau saat orasi di lapangan. Mahasiswa perlu waspada, cerdas, dan tetap damai. Drone Emprit mencoba untuk mengawal dg analisis big data," ungkap Ismail. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik