Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MASYARAKAT Indonesia berada di Amerika Serikat menggelar Deklarasi Damai Papua pada 14-15 September 2019. Deklarasi Damai ini digelar di 15 titik yanf didukung oleh Amerika Bersatu, Colorado Indonesian Association, #DC4Indonesia, Ikatan Keluarga NTT, Indonesian American of the Carolinas (IAOTC), Indonesian House of New York (IHNY), Ikatan Warga Indonesia di Hawaii (IWIH), dan True Friends NY.
Adapun aksi damai ini diadakan untuk menunjukkan solidaritas sesama masyarakat Indonesia yang berada di Amerika Serikat atas gejolak yang terjadi di tanah Papua.
Rangkaian acara dimulai di New York pada Sabtu, 14 September, dan dihadiri oleh para pelajar Indonesia di Washington Square sebagai wakil kaum millenials dan berlanjut pada sore harinya di The Unisphere di New York.
Fetti Sinaga, koordinator acara dari New York mengatakan acara tersebut merupakan inisiatif masyarakat Indonesia di seluruh Amerika Serikat yang peduli terhadap persoalan masyarakat Papua.
"Kami berinisiatif mengadakan acara ini di seluruh Amerika Serikat untuk mengingatkan kepada saudara-saudara kami dari Tanah Papua bahwa mereka tidak sendirian. Dan we got their back. Kita bersatu dalam NKRI dan Republik Indonesia milik kita semua," ujarnya.
Fransiska Meteray, salah satu warga Indonesia yang lahir di Papua, turut hadir pada aksi damai ini di Charlotte, North Carolina berharap Indonesia damai dan bersatu.
"Semoga damai and rukun kitong basodara tetap dijaga dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika," ujar Fransiska.
Hal senada disampaikan oleh Esther Sianipar, koordinator Amerika Bersatu dari Twin Cities Minneapolis–Saint Paul.
Ia berharap bahwa niatan baik ini juga mendapat sambutan yang baik dari seluruh masyarakat Indonesia baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Beberapa daerah yaitu Dallas dan Sacramento / San Francisco, membuat acara diskusi bersama beberapa pelajar Papua yang tinggal di daerah setempat.
"Semoga dengan adanya dukungan dari berbagai organisasi dan masyarakat Indonesia yg berada di Amerika. Masyarakat Papua akan menyadari mereka punya saudara yg menginginkan Papua tetap menjadi bagian dari NKRI,” jelas Yanti Gordon, salah satu koordinator diskusi.
Lain di Atlanta, Chicago, dan Colorado, dimana masyarakat berkumpul secara sederhana di taman terdekat salah satu kediaman warga.
Di Austin, Texas, acara diselenggarakan di kediaman salah satu anggota Amerika Bersatu yang kebetulan sedang berdiskusi untuk merayakan Hari Batik pada bulan Oktober mendatang.
Dari Los Angeles, Toar Lumingkewas mengatakan bahwa ia ingin merangkul saudara- saudara yang berasal dari Papua dengan kasih.
"Kami sadar bahwa kita tidak bisa begitu saja melupakan masa lalu. Namun sekarang, marilah kita menyambut masa depan yang cerah bersama-sama pemerintahan Pak Jokowi untuk masa depan negara kita yang lebih cerah," ujarnya.
baca juga: Polri Bentuk Tim Pemantau Penanganan Karhutla
Tepat pada sebelum matahari terbenam, di Little Rock, Arkansas, masyarakat Indonesia mengadakan jalan bersama tepatnya di Big Dam Bridge yang dilanjutkan dengan foto bersama. Acara ini dikoordinatori oleh Danny Sadli, warga Indonesia yang sudah bermukim di Arkansas sejak 1996. Deklarasi Damai juga dilaksanakan di Angle Lake Park di Seattle. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya lalu dilanjutkan dengan doa bersama untuk kedamaian di Papua yang dipimpin oleh Greg Dwidjaya, pembacaan deklarasi, dan ditutup dengan foto bersama masyarakat yang hadir.
Di Las Vegas, acara dilangsungkan di depan tanda Selamat Datang Las Vegas dengan koordinasi dari Shanty Jones, warga Indonesia yang juga pernah tinggal di Papua. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved