Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Frans Magnis: Kekerasan Hanya Berakhir dengan Kematian Warga

Antara
07/9/2019 22:15
Frans Magnis: Kekerasan Hanya Berakhir dengan Kematian Warga
Guru Besar STF Driyarkara Frans Magnis-Suseno(Dok MI)

GURU Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Franz Magnis-Suseno menilai sudah tidak ada jalan bagi masyarakat Papua melakukan referendum atau jajak pendapat untuk memisahkan diri dari Indonesia.

"Saya berpendapat, meminta referendum, mengharapkan Papua merdeka itu jalan buntu total," ujar Magnis di Jakarta, Sabtu (7/9).    

Magnis mengatakan upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk tetap memperjuangkan kemerdekaan hanya akan berakhir sia-sia, dengan banyaknya korban jiwa yang justru berasal dari masyarakat Papua.        

"Memperjuangkan kemerdekaan dengan kekerasan paling-paling hanya bisa berakhir dengan kematian fisik orang asli Papua," kata Magnis.    

Magnis sendiri dapat memahami kekecewaan yang dirasakan oleh masyarakat Papua setelah insiden rasisme yang terjadi di Surabaya beberapa waktu lalu. Saat ini, kata dia, yang dibutuhkan oleh mereka adalah rasa keadilan yang dihadirkan oleh pemerintah atas berbagai pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Papua.        

Oleh karena itu, dirinya mengusulkan pemerintah membentuk komisi independen untuk mengungkap fakta mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Papua, sembari terus melakukan pemerataan pembangunan di wilayah paling timur Indonesia itu.    

"Orang Papua harus bisa merasakan bahwa mereka sebagai manusia itu diakui. Dan semua program lain dari Pemerintah yang sudah berjalan di Papua tentu diteruskan," kata dia. (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya