Menteri Pertahanan Perlu Miliki Visi Jauh Ke Depan

Mediaindonesia.com
19/8/2019 20:15
Menteri Pertahanan Perlu Miliki Visi Jauh Ke Depan
Letjen TNI (Purn) Prof DR Syarifudin Tippe MSi l(Ist)

SOSOK Menteri Pertahanan dalam Kabinet Presiden Joko Widodo periode kedua perlu diisi oleh orang yang kompeten dan memiliki visi yang jauh ke depan dalam hal pertahanan dan keamanan nasional.

"Ke depan dibutuhkan sosok new leader jenderal pemikir yang mempunyai visi jauh ke depan dalam platform pertahanan dan keamanan nasional," kata pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN), Wibisono, dalam keterangannya, hari ini.

Menurut dia, salah satu sosok yang tepat dan sepadan dengan Menteri Pertahanan saat ini Ryamizard Ryacudu yakni Letjen Syarifudin Tippe yang juga dikenal sebagai Profesor Pertahanan.

"Saya merekomendasi beliau untuk menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Jokowi jilid dua. Beliau sosok yang cakap dan cocok untuk menggantikan Menhan Jendral Ryamizard Ryacudu karena saya pernah bekerjasama dengan kedua jenderal ini saat mewujudkan konsep Perang Modern sebagai konsep penyadaran bangsa melalui penerbitan buku berjudul Bangsa Indonesia terjebak Perang Modern pada 2004," kata Wibisono.

Letjen TNI (Purn) Prof DR Syarifudin Tippe MSi lahir di Sinjai, Sulawesi Selatan, 7 Juni 1953, akrab dipanggil Bang Tippe. Ia telah menghasilkan beberapa prestasi selama dalam karier militernya.

 Lulusan Akabri 1975 itu pernah menjabat Komandan Seskoad, pendiri Universitas Pertahanan (Unhan), sekaligus Rektor pertama Unhan.

Saat ini, Tippe juga masih aktif mengajar Pascasarjana di Universitas Jayabaya dan beberapa universitas di Jakarta.

Dalam dunia organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Tippe tercatat sebagai Ketua Dewan Pakar LPKAN hingga saat ini.

Menurut Tippe, ada dua modal sosial yang didapat dari perjalanan kariernya sebagai prajurit TNI dan sebagai akademisi sejak 1976 sampai 2012.

"Kedua modal sosial tersebut menjadi basis optimisme saya untuk berkiprah kepada bangsa dan negara," ujarnya.

Kedua modal sosial tersebut ialah, pertama mampu menciptakan kondisi yang kondusif di Aceh ketika menjabat Danrem 012/Teuku Umar, 1999-2001 dengan basis filosofis yaitu 'Jangan tembak kepala orang Aceh, tetapi tembaklah hatinya' yang lantas dia realisasikan lewat strategi merebut hati dan pikiran masyarakat Aceh.

Kedua adalah pendirian Unhan. Gagasan pendirian Unhan disampaikan oleh Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso lalu disambut baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhan kala itu Prof Juwono Sudarsono. Pemaparan rencana pendirian Unhan itu dilakukan pada awal April 2008 di depan seluruh Eselon 1 Kemenhan.

 

Baca juga:  KPK Telusuri 30 Rekening terkait TPPU Emirsyah Satar

 

"Meski sudah disetujui RI 1 dan Menhan, tidak seorang pun dari Eselon 1 yang setuju pendirian Unhan karena alasan keuangan negara pada masa itu tidak memungkinkan mendirikan Unhan," jelas Bang Tippe.

Dengan tekad tak kenal menyerah, dirinya berinisiatif guna menyisipkan agenda pendirian Unhan pada agenda dialog keamanan antara pihak Kemenhan dan pihak Departemen Pertahanan AS di Pentagon Washington, AS, pada 15 April 2008.

 Sebelum dialog formal dilakukan, dia pun melobi seorang profesor di Pentagon AS dengan mengangkat subtopik pendirian Unhan.

"Ternyata dengan lobi informal tersebut, profesor itu atas nama Dephan AS mendukung penuh, dengan mengalihkan sebagian bantuan keuangan yang diperuntukkan TNI AD ke program pendirian Unhan," lanjutnya.

Dia menjelaskan AS sangat respek mendukung pendirian Unhan karena AS menilai ide pendirian Unhan sejalan dengan salah satu misi AS yaitu mempromosikan demokrasi di dunia.

"Unhan merupakan melting pot (titik cair) secara intelektual antara sipil militer. Jadi tujuan pendirian Unhan salah satunya adalah secara akademik untuk mensinergikan sipil militer," jelasnya.

Di dalam negeri, pada forum-forum seminar ia juga berupaya meyakinkan masyarakat intelektual tentang urgensi pendirian Unhan, salah satunya dengan mengangkat visi pertahanan semesta sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

"Akhirnya alhamdulillah para akademisi bisa menerima gagasan pendirian Unhan. Unhan kemudian berhasil didirikan pada 11 Maret 2009 di Istana Negara," imbuhnya.

Berangkat dari dua modal sosial itu, ia yakin dapat membaktikan dirinya untuk bangsa dan negara.

"Apabila Allah SWT menakdirkan lewat Kemenhan, saya pun siap membaktikan diri kepada bangsa dan negara," katanya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya