Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
WAKIL Kepala Staf TNI AD Letjen Tatang Sulaiman, mengatakan Asia Tenggara bisa menjadi sasaran kelompok radikal dan terorisme. Itu lantaran kawasan tersebut amat menjanjikan secara ekonomi dan budaya.
Menurut dia, dinamika ancaman keamanan di kawasan itu dapat dihadapi dengan menggunakan strategi dan rencana aksi bersama antar negara ASEAN.
Demikian penegasan Tatang mewakili KSAD Jenderal Andika Perkasa disela-sela acara Asean Armies Information Sharing Workshop (AAISW) ke-2, di Bandung, Jawa Barat, Senin (24/6).
Melalui keterangan tertulis yang diterima Media Indonesia dari Dinas Penerangan TNI AD, Tatang yang berdiri di hadapan para pejabat asisten pengamanan (Aspam) Angkatan Darat se-ASEAN, menegaskan, forum AAISW sangat penting untuk menguatkan visi dan komitmen dalam mewujudkan pelbagai langkah nyata.
Baca juga : Jokowi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital di East ASEAN
Itu dilakukan melalui protokol strategi dan kerja sama multilateral, khususnya yang terkait information sharing dan antiterorisme.
“Masa depan kita sebagai bangsa akan bergantung pada bagaimana kita berkolaborasi menghadapi ancaman dan tantangan tersebut. TNI AD siap berkolaborasi untuk membangun platform sistem pertukaran informasi dan intelijen bersama serta berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi penangkalan radikalisme dan terorisme bersama saudara-saudara kami se-ASEAN,” ujar Tatang.
Di lokasi yang sama, Asisten Pengaman KSAD Mayjen Nur Rahmad berharap melalui forum AAISW semua peserta dapat saling bertukar pandangan, ide dan pikiran, serta gagasan, khususnya dalam bidang intelijen dan pengamanan.
“Saya percaya berbagai diskusi interaktif kita dalam forum ini akan memberikan manfaat positif bagi peningkatan dan pengembangan kerja sama intelijen dan pengamanan angkatan darat negara-negara ASEAN," kata Nur.
Forum AAISW ke-2 Tahun 2019 mengusung tema Kolaborasi Menangkal Perkembangan Radikalisme dan Terorisme di Kawasan Asia Tenggara. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari, sejak Senin (24/6), diikuti oleh seluruh pejabat angkatan darat negara ASEAN yang membidangi masalah intelijen dan pengamanan, antara lain Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam. (OL-7)
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok membahas tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
Seminar ini merupakan bagian dari inisiatif ERIA untuk memperkuat memori institusional Asia Tenggara melalui Leadership Lecture Series.
HUBUNGAN diplomatik Indonesia-Rusia resmi berusia 75 tahun pada 3 Februari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved